Ritual pembangunan rumah tradisional di Sumatera Selatan menjadi lambang betapa masyarakat sangat menjaga lingkungannya. Sakralnya warisan nenek moyang, membuat masyarakat mampu hidup damai dengan alam. Namun, karena pengaruh modernitas, warisan itu mulai ditinggalkan. Bencana pun menjadi konsekuensi yang harus diterima masyarakat saat ini. Aspek pelestarian lingkungan dalam ritual pembangunan rumah tradisional di Sumatera Selatan, antara lain pembangunan rumah harus menggunakan kayu dari pohon tua. Untuk itu, masyarakat dilarang menebang pohon muda atau yang sedang berkembang atau yang dipotong saat bulan purnama. Hal ini tercantum dalam Buku Sejarah dan Kebudayaan Palembang 1, Rumah Adat Limas Palembang. Selain memberikan kesempatan pohon muda untuk terus tumbuh, penggunaan kayu muda akan membuat konstruksi bangunan berantakan atau mudah rusak. Pasalnya, kayu demikian mudah diserang oleh hama bubuk atau rayap. Hal ini sejalan dengan ritual pembangunan rumah-rumah uluan. Pemerhati sejarah Sumsel, Yudhy Syarofie, menuturkan, dalam pembangunan rumah lamban ulu Ogan, kayu yang digunakan hanya berasal dari pohon-pohon tua. Pembangunan juga tidak bisa serampangan, tetapi perlu mendapatkan izin dari kepala marga pesirah. ”Ini bertujuan agar penebangan pohon tidak asal-asalan demi menjaga lingkungan,” ujarnya. Pembangunan rumah-rumah uluan memang untuk melanjutkan kelangsungan hidup masyarakat pendukungnya, tetapi memperhatikan pula aspek pengendalian lingkungan.
Dipasangoleh Arif Rakhman, rumah dijual seharga Rp 890 Juta berlokasi di Pamulang, Tangerang Selatan dengan rata-rata cicilan 6 jutaan per bulan. Download Aplikasi Rumah123. Tentang Rumah123 Berita Panduan Beri Saran. Dijual. Tipe Properti. Rumah. Rumah. DKI Jakarta. Rumah Dijual di Jakarta Selatan Rumah Dijual di Jakarta Barat Rumah
Origin is unreachable Error code 523 2023-06-16 123601 UTC What happened? The origin web server is not reachable. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Check your DNS Settings. A 523 error means that Cloudflare could not reach your host web server. The most common cause is that your DNS settings are incorrect. Please contact your hosting provider to confirm your origin IP and then make sure the correct IP is listed for your A record in your Cloudflare DNS Settings page. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d83184b9bf8b963 • Your IP • Performance & security by Cloudflare
TTS- Teka - Teki Santuy Ep 89 Penemuan Arkeologi Fenomenal dari Zaman China Kuno; Video Pilihan. Hide. Ini Pilihan Rumah Murah Serba Rp 150 Jutaan di Pulau Sumatera (II) Tawaran Rumah Baru di Cileungsi, Tipe 60 Dibanderol Rp 1 Miliar Ubin dari Tanah Liat dengan Tampilan Tradisional. Arsitektur. 03/08/2022, 20:30 WIB.
Rumah Adat Sumatera Selatan- Indonesia memiliki kekayaan yang melimpah dari berbagai jenis kebudayaan. Kebudayaan di Indonesia tidak akan hilang selama masyarakat Indonesia masih Kebudayaan yang ada di Sumatera meliputi banyak hal seperti kesenian, Pakaian adat Sumatera Selatan, serta rumah adatnya. Tentu masyarakat Sumatera masih melestarikan budaya yang sudah di ajarkan oleh leluhur dibawah ini adalah beberapa nama rumah adat Sumatera Selatan dan penjelasanya yang akan kita bahas secara penjelasan dibawah ini 🙂Rumah adat Sumatera Selatan adalah bangunan unik yang di dirikan oleh masyarakat suku melayu palembang dan juga menjadi salah satu dari berbagai ikon di kota yang beribukota di Palembang ini memiliki banyak destinasi wisata selain rumah adat Sumatera Selatan. Destinasi wisata lainya berupa sungai ampera, masjid Cheng Ho, dan sungai Musi yang juga termasuk ikon dari kota adat ini memiliki bentuk yang beragam dari segi arsitektur, ornamen, hingga filosofinya. Rumah adat ini dahulu ada beberapa yang digunakan sebagai rumah istana kerajaan Sriwijaya. Rumah tersebut di huni oleh raja beserta anak dan Juga Rumah Adat Bali Paling Lengkap Dengan Filosofi dan PenjelasanFilosofi & Keunikan Rumah Adat Sumatera SelatanBentuk rumah yang tidak beda dengan rumah adat Sulawesi Selatan dan rumah adat Sumatera lainya yaitu berbahan dasar dari kayu hutan dan bermodel rumah panggung. Rumah ini tergolong tinggi karena jarak antara lantai rumah dengan tanah sekitar 1-2 rumah yang elegan dan dilengkapi banyak ornamen pada dindingnya menggambarkan jiwa kreatifitas masyarakat Sumatera yang tinggi sejak dulu. Ornamen serta ukiran khas yang terdapat pada dinding ini bersangkut paut dengan filosofi dari nenek moyang yang paling unik diantara rumah lainya adalah rumah adat limas yang dahulu menjadi tempat tinggal raja. Di wilayah Sumatera Selatan ini meliputi perairan dan daratan dan perairan yang mecakup paling seluruh rumah adat dapat berdiri dengan kokoh selama bertahun tahun. Padalah kawasan daratan lebih sedikit dari pada perairan. Bahkan tanah yang ada di Sumatera tergolong tanah yang beberapa rumah adat yang mengapung diatas air sungai Musi yang juga termasuk sungai terpanjang di dunia. Masyarakat yang tinggal pada bangunan ini adalah suku dari bangka belitung yang di mayoritasi oleh keturunan rumah adat yang dibangun di daratan, terdapat rumah adat yang dibangun di atas air bernama rumah rakir. Rumah rakit juga dibangun menggunakan kayu tambesu yang memiliki kekuatan sama dengan kayu jati dan tahan terhadap seluruh rumah adat Sumatera, rumah yang paling terkenal adalah rumah limas. Paling terkenal karena rumah adat ini memiliki bentuk yang elegan dan memiliki desain yang mempu menyesuaikan kondisi geografis Sumatera Beberapa Nama Nama Rumah Adat Sumatera Selatan Adalah Rumah Adat Sumatera Selatan LimasRumah Tradisional Sumatera Selatan Cara GudangRumah Adat Sumatera Selatan RakitRumah Adat TatahanRumah Adat KilapanRumah Adat KingkingRumah Adat Ulu Sungai MusiBumi Sriwijaya berdiri beberapa nama rumah adat Sumatera Selatan dan penjelasanya akan kita bahas di bawah ini. Simak dengan Juga Rumah Adat Sulawesi Tenggara & Hasil Tenun Ikat TerbaikRumah Adat Sulawesi Selatan Lengkap Dengan Filosofi dan Penjelasan1. Rumah Adat Sumatera Selatan pertama ada rumah adat Sumatera Selatan limas berasal dari provinsi Sumatera. Dinamakan rumah limas karena memiliki desain rumah panggung yang berbentuk limas terbuat dari bahan dasar kayu unglen yang merupakan jenis kayu tahan air dan biasanya digunakan sebagai pondasi rumah. Sedangkan dinding, pintu, dan lantainya menggunakan kayu adat ini memiliki aturan yang sejak dulu di terapkan hingga kini. Aturan ini berisi tentang pembangunan rumah yang harus memiliki ruangan yang bertingkat. Aturan ini dinamakan filosofi Kekijing yang bermakna pembangian strata penghuni berdasarkan tingkatan tingkat pertama bernama Pagar Tenggalung. Pagar Tenggalung adalah ruangan yang terletak paling bawah yang berfungsi untuk tempat menerima tamu dalam upacara adat kedua bernama jogan yang berfungsi sebagai ruangan khusus untuk laki laki. Ruangan ini memiliki ukuran yang tidak terlalu luas dan hanya orang kaum adam yang boleh masuk ruangan ada ruangan tingkat ketiga yang berfungsi untuk tempat menerima tamu undangan khusus. Ruangan ini sangat tertutup karena digunakan saat ada pertemuan rahasia. Ruangan tingkat empat berfungsi untuk tempat istirahat para pemuka suku seperti datuk atau sesepuh yang terakhir adalah ruangan gegajah yang memiliki ukuran paling luas diantara ruangan lainya. Ruangan yang berfungsi untuk musyawarah para pembesar rumah adat Sumatera Selatan adalah terletak pada pembangunan rumah yang menghadap ke barat dan timur. Filosofi ini dipercaya karena menghadap timur bermakna mulainya sebuah kehidupan baru. Sedangkan menghadap barat bermakna akhir sebuah Rumah Adat Cara yang kedua adalah rumah adat Sumatera Selatan disebut cara gudang. Cara gudang adalah rumah yang banyak dihuni oleh suku melayu yang tinggal di demikian karena memiliki kontruksi rumah yang unik yaitu rumah bermodel panggung dan memanjang kebelakang layaknya sebuah bangunan rumah terbuat dari kayu dan untuk pondasinya menggunakan semen. Dahulu masih belum mengenal semen sebagai gantinya berpondasi dasar di atas Jenis Kayu yang Digunakan Rumah Cara Gudang Kayu UnglenKayu TambesuKyu PetanangKayu SeruPada rumah ini memiliki ruangan yang sama dengan rumah limas. Memiliki banyak ruangan yang memiliki fungsi masing masing namun tidak memiliki tingakatan rumah atau yang biasa disebut dengan ini memiliki ukuran yang tidak terlalu besar namun memanjang kebelakang. Namun seiring berjalanya waktu rumah cara gudang dibangun persegi karena ada beberapa yang digunakan sebagai kantor Rumah Adat Sumatera Selatan rumah adat Sumatera Selatan selanjutnya adalah rumah rakit. Dinamakan rumah rakit karena rumah ini mengapung di atas air layaknya rakit atau perahu zaman ini berbahan dasar kayu yang memiliki kekuatan tahan lama dan tahan terhadap air. Ditambah dengan bambu dan pondasi yang di tancapkan di tepi sungai sehingga tidak mudah hanyut oleh adat bangka belitung ini kebanyakan dihuni oleh masyarakat tionghoa yang tinggal di Sumatera Selatan. Pembangunan rumah yang cukup unik karena mengapung di atas air sungai musi dan juga karena masyarakat tionhoa tidak memiliki tanah di rumah tradisional Sumatera Selatan rakit tidak memiliki banyak ruangan. Hanya terdapat 3 runagan yang berfungsi untuk menerima tamu, tempat istirahat, dan tempat utnuk ini menghadap ke air dan memiliki tiga pintu. Satu pintu menghadap ke air sebagai pintu utama dan 2 diantaranya sebagai pintu ini juga memiliki tangga mengapung yang digunakan sebagai jalan untuk melintasi rumah satu dengan rumah Juga Rumah Adat Jawa Tengah yang Belum Diketahui Banyak Orang4. Rumah Adat ada nama rumah adat Sumatera Selatan disebut Tatahan. Rumah tatahan adalah rumah yang dihuni oleh suku Pasemahan. Rumah adat ini dinamakan demikian karena terdapat banyak tatahan atau ukiran dan ornamen pada dinding tatahan adalah rumah yang dibangun oleh suku pasemahan yang terletak di wilayah pehunungan. Kontruksi rumah adat yang berbeda karena menyesuaikan kondisi permukaan di daerah pasemahan atau yang biasa disebut dengan suku semidang ini dibangun dengan bahan dasar kayu hutan. Rumah model panggung ini di buat sedemikian rupa agar lantai rumah bisa rumah yang cukup lama membuat rumah ini unik karena memiliki tinggi pondasi tiang peyangga yang berbeda beda. Tiang peyangga rumah sekitar 1,5- 2 meter diatas tanah yang kuat dan tahan lama serta tidak mudah tradisional Sumatera Selatan ini hanya memiliki 2 duangan yang berfungsi sebagai tempat memasak dan beristirahat. Rumah ini dahulu dibangun tanpa menggunakan bahan logam sedikitpun. Penggunakaan pasak kayu dan tali ijuk digunakan untuk memperkuat bangunan agar tanah satu ruangan luar yang terletak di kolong rumah tepatnya berada pada tiang peyangga bawah lantai yang digunakan untuk tempat tinggal hewan ternak masyarakat Rumah Adat Sumatera Selatan ada rumah tradisional Sumatera Selatan bernama rumah Kilapan. Rumah adat ini berbeda dari rumah lainya karena berbentuk rumah panggung namum pada sisi bawah rumah di lapisi dengan dinding sehingga membentuk sebuah adat kilapan dahulu dibangun secara individu oleh masyarakat suku pasemahan. Pembangunan secara individu mempengaruhi proses pembuatan yang cukup rumah adat Sumatera Selatan di atas menunjukan rumah adat ini terbuat dari kayu mulai dari tinag peyangga, pintu, hingga dinding rumah seluruhnya menggukanan kayu. Pembangunan rumah berbahan dasar kayu membuat rumah yang rentan terbakat karena mudah tersulut oleh atapnya menggunakan ijuk atau jerami yang disusun sehingga tidak mudah bocor. Pemilihan ijuk ini karena dahulu belum mengenal genteng dan wilayah pegunungan juga mempengaruhi pemilihan atap ijuk ini di bangun di atas batu yang digunakan sebagai pondasi rumah. Tiang peyangga tidak ditanam di dalam tanah melainkan menempel di atas batu yang di kunci Juga Rumah Adat Sumatera Barat Desain Rumah Tahan Gempa6. Rumah tinggal suku pasemahan selanjutnya adalah rumah kingking. Rumah tradisional Sumatera Selatan kingking adalah rumah yang berbentuk panggung dengan bahan yang berkombinasi antara kayu unglen dan adat ini berbentuk bujur sangkar yang menghadap ke arah barat. Rumah yang menggabungkan antara segi kebudayaan dan kreatifitas masyrakat suku rumah ini terbuat dari genteng yang dibawahnya terdapat bambu yang disusun rapi sehingga mudah untuk memasang genteng. Atap bambu atau biasa disebut dengan gelumpai ini berguna untuk menghindari kebocoran saat hujan adat ini memiliki tinggi sekitar 5-8 meter di atas permukaan tanah. Rumah ini termasuk rumah yang tinggi karena memiliki peyangga yang tingginya sekitar 1-2 ruangan rumah ini tidak berbeda dengan rumah adat lainya. Memiliki 3 ruangan yang memiliki fungsi masing pertama terletak di depan yang digunakan untuk ruangan keluarga dan tempat menjamu tamu. Ruang kedua untuk tempat istirahat dan ruang ketiga untuk tempat Rumah Adat Sumatera Selatan rumah adat Sumatera Selatan yang terakhir adalah rumah ulu yang di huni oleh masyarakat palembang yang letaknya berada di tepi sungai Musi. Sama halnya dengan rumah rakit, rumah ulu juga memiliki kesamaan dari segi bahan baku dan diambil dari kata uluan yang bermakna pedesaan atau sebutan untuk hunian yang ada di hulu sungai ulu bermodel rumah panggung yang memiliki bentuk menyerupai balok. Rumah ini dibangun menggunakan kayu unglen dari atas hingga lupa peyangga rumah ini juga menggunakan kayu unglen yang dipercaya sangat kuat dan mampu bertahan hingga puluhan tahun. Pemilihan kayu ini karena semakin tua usia kayu maka kekuatan kayu akan semakin ruangan rumah ini terbagi menjadi beberapa yaitu ruang depan yang biasa disebut dengan garang atau teras rumah. Teras rumah memiliki 2 tempat yaitu depan dan belakang yang digunakan untuk bercengkrama dan menjamu selanjutnya terletak di dalam rumah yang berfungsi untuk tempat istirahat dan memasak rumah adat Sumatera Selatan adalah terdapat pada pembangunan rumah yang harus berada di hilir sungai dan harus mengahadap ke sungai musi. Sistemkami menemukan 25 jawaban utk pertanyaan TTS rumah adat sumatra selatan. Kami mengumpulkan soal dan jawaban dari TTS (Teka Teki Silang) populer yang biasa muncul di Rumah Adat Sumatera Selatan – Rumah adat merupakan bangunan tradisional yang dimiliki bangsa Indonesia. Salah satu rumah adat Indonesia berasal dari daerah Sumatera Selatan. Di Sumatera bagian Selatan tersebut terdapat berbagai jenis rumah adat Sumatera Selatan. Setidaknya, telah ada 9 jenis rumah adat yang menjadi kekayaan Provinsi Sumatera Selatan. Setiap bangunan khas tersebut dibangun dan dihuni oleh masyarakat setempat, dan menjadi ciri khas serta identitas bagi masyarakat Sumatera Selatan. Lantas bagaimana kesembilan jenis rumah adat Sumatera Selatan? Bagaimana keunikan dari ketujuh rumah tradisional tersebut? Untuk mendapatkan jawabannya, yuk kita simak artikel ini sampai tuntas ya. Rumah Adat Sumatera Selatan Rumah Adat Sumatera Selatan Rumah adat merupakan salah satu warisan budaya para leluhur bangsa Indonesia. Salah satu rumah adat di Indonesia berasal dari provinsi Sumatera Selatan. Rumah adat Sumatera Selatan merupakan rumah adat yang banyak dibangun dan dihuni oleh masyarakat setempat. Arsitektur Rumah Adat Sumatera Selatan Secara umum, masyarakat yang banyak menghuni provinsi Sumatera Selatan dibagi menjadi dua kelompok etnik, yaitu etnik uluan dan etnik iliran. Etnik Uluan biasa bertempat tinggal di hulu Batanghari Sembilan, sedangkan kelompok etnik Iliran banyak menempati hilir Batanghari Sembilan, yang saat ini dikenal dengan Palembang. Kedua suku ini kemudian membangun bangunan tradisional yang kemudian menjadi bangunan khas dan memiliki keunikan tersendiri. Bahkan tidak jarang bangunan-bangunan tersebut menjadi identitas bagi suku yang mendiami. Kedua etnik tersebut kemudian membentuk dua arsitektur bangunan tradisional yang utama di provinsi Sumatera Selatan, yakni arsitektur rumah Uluan dan rumah Iliran. Arsitektur Rumah Uluan Arsitektur Rumah Uluan Arsitektur ini biasa digunakan sebagai rumah adat yang mendiami daerah dataran tinggi di Provinsi Sumatera Selatan. Umumnya, rumah-rumah uluran memiliki persamaan pada bentuk bangunan yang berupa rumah panggung dan ditopang dengan tiang penyangga yang tinggi. Rumah Uluan sendiri dibedakan menjadi 4 jenis bangunan, yaitu Besemah Rumah adat jenis ini dapat dijumpai di Kota Pagar Alam, Kabupaten Lahat, dan daerah Sumatera lainnya. Umumnya rumah jenis ini adalah rumah panggung yang berbentuk persegi, memiliki ketinggian 1,5 meter sampai 2 meter dari atas permukaan tanah. Rumah ini dilengkapi dengan atap piabung dan tiang penopang bangunannya tiang duduk diletakkan di atas batu. Rumah Besemah dapat dibagi menjadi empat macam rumah adat, yaitu Rumah Tatahan, Rumah Kilapan, Rumah Padu Kingking atau Padu Kingking, serta Rumah Padu Ampagh. Semende Rumah Semende sendiri merupakan rumah adat Suku Semende, yang mempunyai bentuk bangunan hasil transformasi Rumah Besemah. Rumah adat Semende masih dapat ditemukan di Kabupaten Muara Enim. Bangunan ini memiliki ciri khas berupa sekat-sekat yang terletak di ruang induk dan lebih banyak memiliki jendela. Rumah Semende ini juga disebut dengan Rumah Tunggu Tabang karena pemindahtanganan rumah ini hanya dapat dilakukan dengan proses Tunggu Tabang yang sesuai dengan sistem matrilineal yang diyakini masyarakat setempat. Ogan Rumah adat ogan merupakan rumah hasil transformasi Rumah Besemah. Bangunan ini merupakan rumah tradisional dari Suku Ogan yang tinggal di tepian Sungai Ogan, Sumatera Selatan. Rumah adat yang banyak ditemui di daerah Ogan Komering Ulu. Bangunan tradisional ini memiliki ciri khas berupa penambahan tritisan yang ditopang oleh tiang-tiang. Dilengkapi dengan atap yang tidak melengkung. Serta, memiliki lantai antar-ruangan yang sama tingginya. Komering Rumah adat Komering sendiri dapat dibagi menjadi dua macam, yakni rumah Ulu Komering dan rumah Lamban Tuha atau Lambanan Tuha. Rumah Ulu Komering merupakan rumah adat yang dihuni suku Komering. Rumah Ulu Komering memiliki ciri khusus di bagian atapnya yang berbentuk atap pelana tanpa patahan. Sementara itu, juga terdapat persilangan listplank pada ujung atap. Serta memiliki tiang yang ditanam ke dalam tanah. Kemudian, jenis rumah Lamban Tuha merupakan rumah adat suku Ranau. Keunikan dari bangunan ini adalah berbentuk rumah panggung dan dilengkapi dengan atap tinggi yang berjenis pelana kuda dan kemiringan sebesar 45 derajat. Arsitektur Rumah Iliran Arsitektur Rumah Iliran Arsitektur rumah Iliran dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu rumah Limas, rumah Rakit, dan rumah Gudang. Rumah Limas merupakan arsitektur rumah iliran yang dibangun di daratan dan biasa diperuntukkan bagi para bangsawan. Sedangkan, rumah Rakit merupakan rumah yang dibangun di atas permukaan air, seperti sungai dan danau. Sedangkan rumah Gudang merupakan rumah yang paling banyak dapat ditemui di Sumatera Selatan. Hal ini dikarenakan bangunan tradisional ini tergolong ke dalam tipe bangunan hunian oleh masyarakat pada umumnya. 9 Jenis Rumah Adat Sumatera Selatan Terdapat beragam rumah adat yang berasal dari Sumatera Selatan. Setidaknya terdapat 9 jenis rumah adat yang ada di Sumatera Selatan. Kesembilan rumah tersebut diantaranya adalah rumah adat Tatahan, rumah adat Padu Ampar, rumah adat Padu Kingking, rumah adat Ulu Ogan, rumah adat Ulu Komering, rumah adat Cara Gudang, rumah adat Limas, rumah adat Kilapan, dan rumah adat Rakit. Untuk mengetahui bagaimana penjelasan lengkap dari kesembilan rumah adat Sumatera Selatan tersebut, dapat diamati di bawah ini. No Rumah Adat Sumatera Selatan 1 Rumah Adat Tatahan 2 Rumah Adat Padu Ampar 3 Rumah Adat Padu Kingking 4 Rumah Adat Ulu Ogan 5 Rumah Adat Ulu Komering 6 Rumah Adat Cara Gudang 7 Rumah Adat Limas 8 Rumah Adat Kilapan 9 Rumah Adat Rakit Rumah Adat Tatahan Rumah Adat Tatahan Rumah adat Tatahan merupakan rumah adat yang memiliki bentuk bujur sangkar dengan konsep rumah panggung yang dibangun dan dihuni oleh masyarakat Suku Besemah Rumah Tatahan juga dikenal dengan rumah Besemah. Nama bersemah memiliki makna pahatan. Pahatan tersebut merujuk pada ukiran lukisan di rumah tradisional yang dipahat. Sejak tahun 1977, diperkirakan telah berdiri sekitar 40 bangunan rumah tradisional ini di Desa Bangke, Kecamatan Kota Agung, Kabupaten Lahat. Akan tetapi pada tahun 2017, bangunan khas ini hanya tersisa 13 bangunan saja. Pada umumnya rumah adat Tatahan yang ditopang kayu setinggi 1,5 meter sampai 2 meter. Tiang penopang rumah tersebut dibuat dari bahan kayu tembesu dan kayu telat yang memiliki karakteristik daya tahan yang cukup kuat dan tahan lama. Kolong rumah tersebut biasa digunakan sebagai tempat untuk menyimpan kayu bakar. Selain itu kolong rumah juga kerap digunakan sebagai pelindung penghuni rumah dari binatang buas tidak masuk ke dalam rumah. Bagian atap rumah tradisional ini dibuat dari material pohon aren dan kerangkanya menggunakan bambu. Pada bagian depan mirip dengan rumah tradisional orang Minangkabau yang runcing seperti tanduk. Rumah adat Tatahan dibangun dengan dibagi menjadi 4 bagian ruang. Keempat ruang tersebut diantaranya adalah ruang sangkar atas, sangkar bawah, bagian depan, dan ruang bagian tengah. Rumah adat Sumatera Selatan ini dihiasi dengan ukiran rumah. Motif ukiran yang menghiasi rumah tradisional tersebut biasa berbentuk motif bunga, misalnya bunga matahari dan bunga teratai. Motif bunga ini digambar dengan posisi vertikal dan horizontal. Bunga dengan posisi vertikal melambangkan doa dan harapan pemilik rumah agar rezeki mereka bertambah. Sedangkan, bunga horizontal melambangkan nilai persatuan dan gotong royong. Motif lainnya berupa bentuk lingkaran atau bubulan yang biasa dipahat di bagian samping dinding rumah Tatahan. Motif ini merupakan lambang dari kebersamaan antar sesama penghuni rumah. Serta pada bagian tengah bubulan ditambahkan lubang untuk mengintip keadaan di luar rumah. Rumah Adat Padu Ampar Rumah Adat Padu Kingking Rumah adat Sumatera Selatan berikutnya adalah rumah Padu Ampar. Rumah tradisional ini juga masih di desain dengan konsep rumah panggung dengan arsitektur bangunan dari bahan yang dapat diperoleh dari alam. Rumah tradisional ini merupakan bangunan yang hampir keseluruhan bagian bangunan dibangun dari bahan material bambu. Seperti pada bagian atasnya yang dibuat dari bambu. Atapnya dibuat sedikit melengkung semacam pelana kuda dan berbentuk trapesium yang bernama piabung. Karena rumah tradisional ini mengusung konsep rumah panggung, sehingga bangunan rumah dilengkapi dengan tiang penopang dan juga tangga yang terbuat dari bambu. Bangunan ini memiliki bentuk tidak berundak pada bagian lantainya, sehingga terlihat seperti tidak memiliki sangkar bawah maupun sangkar atas. Rumah Adat Padu Kingking Rumah Adat Padu Kingking Rumah adat Sumatera Selatan selanjutnya adalah rumah Adat Padu Kingking. Rumah adat Sumatera ini banyak dibangun dan dihuni oleh suku Pasemah. Arsitektur bangunan Padu Kingking berupa rumah panggung dengan kombinasi bahan material berupa kayu dan bambu yang khas. Umumnya bangunan ini berbentuk bujur sangkar Rumah Padu Kingking dilengkapi dengan atap yang dibagi menjadi dua bagian. Setiap bagian atap disebut dengan gelumpai. Bagian gelumpai ini disusun dari potongan bambu yang rapi. Karena konsep bangunan khas ini adalah rumah panggung, maka rumah tradisional ini perlu adanya tiang penyangga untuk menopang agar rumah dapat berdiri tegak. Tiang-tiang tersebut juga merupakan tiang duduk. Disebut dengan tiang duduk, karena tiang-tiang ini hanya ditancapkan di atas batu. Jenis tiang yang seperti dapat membantu meredam rumah agar tidak bergetar ketika terjadi bencana gempa bumi melanda daerah tersebut. Rumah adat Padu Kingking memiliki ruangan yang hampir menyerupai rumah adat Tatahan. Bangunan khas ini dibagi menjadi beberapa bagian ruang. Bagian ruang meliputi ruang bagian depan, ruang bagian tengah, dan ruang bagian belakang. Rumah Adat Ulu Ogan Rumah Adat Ulu Ogan Rumah adat Sumatera Selatan selanjutnya adalah rumah Ulu Ogan. Rumah khas ini merupakan rumah dari suku Ogan yang bermukim di daerah Kabupaten Ogan, Komering Ulu. Rumah adat Ulu Ogan merupakan rumah yang dibangun bahan material alami. Bahan-bahan ini didapatkan dari alam dan masih serba kayu. Bangunan khas Sumatera Selatan ini memiliki ciri khas pada atapnya, yakni terdapat tambahan atap tritisan yang berada di bagian depan atau bagian samping atap tersebut. Atap tritisan sendiri ditopang oleh tiang dan penempatannya disesuaikan dengan kebutuhan pemilik rumah. Di sisi lain, atap rumah Ulu Ogan juga tidak melengkung semacam atap rumah tradisional Sumatera lainnya. Rumah Ulu Ogan juga dilengkapi dengan lantai yang memiliki ketinggian yang sama antara bagian satu dengan bagian lainnya. Lantai ini merupakan lantai panggung yang ditopang tiang kayu selayaknya desain rumah panggung pada umumnya. Rumah Adat Ulu Komering Rumah Adat Ulu Komering Rumah adat Sumatera Selatan berikutnya adalah rumah adat Ulu Komering. Rumah ini dibangun dan dihuni oleh suku Komering dan suku Ogan Komering Ulu Timur. Saat ini, rumah Ulu Komering masih dapat dijumpai di daerah Minanga, Cempaka, Ogan Komering Ulu Timur, Sumatera Selatan. Bangunan khas Sumatera ini memiliki ciri khas dengan memiliki atap berbentuk pelana yang sedikit terdapat lekukan. Di sisi lain, bangunan ini mengusung konsep panggung yang ditopang dengan tiang. Tiang-tiang tersebut ditanam ke dalam tanah. Rumah Adat Cara Gudang Rumah Adat Cara Gudang Rumah adat Cara Gudang merupakan salah satu rumah adat Sumatera Selatan yang cukup unik. Pasalnya bangunan ini memiliki bentuk rumah yang memanjang menyerupai bentuk gudang dengan panggung. Rumah adat Sumatera ini memiliki tiang penopang setinggi 2 meter, dengan bentuk atap yang berbentuk limas segi empat, dan tidak dilengkapi dengan kekijing. Rumah cara gudang dibangun dengan bahan material dari kayu berkualitas. Kayu-kayu tersebut meliputi kayu unglen, kayu petanang, dan kayu trembesi. Bangunan khas Cara Gudang dibagi menjadi 3 bagian ruang, meliputi bagian depan, bagian tengah, dan bagian belakang. Bagian depan rumah merupakan ruang yang memiliki kegunaan sebagai tempat berkumpul dan istirahat bagi seluruh anggota keluarga serta digunakan sebagai acara kenduri. Sementara bagian tengah berfungsi sebagai tempat untuk menjamu tamu khusus. Biasanya tamu yang dijamu di bagian ruang ini adalah tamu yang telah berusia tua dan/atau tamu yang dihormati. Serta bagian belakang merupakan bagian yang berfungsi sebagai kamar, dapur, dan ruang dalam. Kamar ini biasa digunakan oleh kepala keluarga sebelum nantinya digantikan oleh anak perempuannya yang telah dewasa. Rumah Adat Limas Rumah Adat Limas Rumah adat Limas merupakan rumah adat khas Sumatera Selatan. Dinamakan rumah limas karena bangunan ini memiliki atap yang berbentuk limas. Masyarakat setempat juga menyebutnya dengan rumah Bari. Konstruksi dari rumah Limas mengusung konsep rumah panggung. Selain itu, lantai rumah Limas dibuat bertingkat-tingkat yang kemudian dinamakan Bengkilas. Rumah adat Limas dapat dijumpai di daerah Sumatera Selatan. Sedangkan di Malaysia, rumah Limas dapat dijumpai di Johor, Selangor, dan Terengganu. Rumah adat Limas memiliki luas sekitar 400 sampai 1000 meter persegi bahkan lebih. Bangunan tradisional tersebut dibangun dengan bahan material dari kayu unglen atau ulin. Dinding, pintu dan lantai rumah Limas umumnya terbuat dari kayu tembesu dan dihias dengan ukiran khas Palembang. Serta kerangka rumah adat Limas dibuat dari bahan kayu seru. Rumah ini terdapat banyak jendela yang berukuran besar. Atap rumah adat Limas dihiasi dengan ornamen simbar yang dibuat berbentuk tanduk dan melati. Bunga melati tersebut merupakan simbol keagungan dan kerukunan, sedangkan simbar dua tanduk merupakan simbol Adam dan Hawa. Di sisi lain terdapat juga simbar dengan tiga tanduk yang merupakan simbol matahari, bulan, dan bintang. Simbar dengan empat tanduk merupakan simbol sahabat nabi. Serta simbar dengan lima tanduk merupakan lambang rukun Islam. Selain sebagai hiasan pada bagian atap rumah, simbar juga berfungsi sebagai penangkal petir bangunan tradisional tersebut. Pada salah satu lantai rumah limas, dapat dijumpai ruang pangkeng, amben tetuo, dan amben keluarga. Amben merupakan balai yang digunakan untuk musyawarah. Amben tetuo merupakan amben yang digunakan sebagai tuan rumah terima tamu kehormatan. Rumah Adat Kilapan Rumah Adat Kilapan Rumah adat Kilapan merupakan salah satu rumah adat Sumatera Selatan. Rumah Kilapan memiliki bentuk yang menyerupai rumah Tatahan, yakni tergolong rumah Baghi dengan ciri khusus dinding yang polos. Rumah Kilapan merupakan rumah panggung dengan ketinggian sekitar 1,5 sampai 2 meter. Tiang penyangga rumah ini disebut dengan tiang duduk yang ditancapkan di atas batu, sehingga tidak ditanam ke dalam tanah. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar dapat meredam getaran ketika terjadi bencana alam gempa bumi. Di samping itu, bangunan khas ini tidak memiliki sekat untuk membagi ruangan rumah tersebut. Jika memang terdapat sekat, sekat ini digunakan sebagai pembatas ruang dengan alat perabotan rumah tangga, seperti alat dapur, peralatan pertanian, maupun alat pertukangan. Akan tetapi, saat ini rumah Kilapan lebih banyak diberi sekat untuk membentuk bagian ruang berupa kamar untuk tidur para anggota keluarga. Rumah Adat Rakit Rumah Adat Rakit Rumah adat Sumatera Selatan selanjutnya adalah rumah Rakit. Saat ini rumah khas ini dapat dijumpai di pinggiran sungai Musi. Rumah khas Bangka Belitung ini merupakan bangunan warisan masyarakat keturunan Tionghoa. Dahulu, bangunan ini pertama kali ditemukan di Sumatera Selatan yang kemudian menjadi cikal bakal rumah adat Bangka Belitung saat ini. Rumah Rakit ini diyakini sebagai bangunan tertua di Sumatera Selatan. Bahkan beberapa menyebutkan bahwa bangunan tersebut telah ada sejak zaman Kerajaan Sriwijaya berkuasa. Nama rumah rakit sendiri diambil dari bentuk bangunan tradisional ini yang memiliki struktur bangunan menyerupai bentuk rakit yang lengkap. Banyak masyarakat yang memiliki rumah adat rakit tersebut bermata pencaharian di lingkungan perairan, seperti sepanjang aliran sungai. Rumah Rakit tidak hanya digunakan sebagai hunian bagi masyarakat setempat, melainkan bangunan ini juga biasa digunakan sebagai alat transportasi untuk menyeberangi sungai atau bahkan ke tempat lainnya dengan menyusuri aliran sungai. Rumah adat Sumatera ini diikat dengan tali yang dihubungkan dengan tonggak di tepian sungai dan disangga oleh beberapa tiang yang ditancapkan ke dalam dasaran sungai. Keunikan dari bangunan ini adalah meskipun berada di atas air, lantai dari bangunan ini didesain tidak sampai basah terkena air. Bahan material dari bangunan Rakit adalah bambu khusus yang dikenal dengan bambu Manyan. Bambu Manyan merupakan bambu dengan ukuran besar dan memiliki daya tahan yang kuat di medan perairan. Orang juga bertanya Pakaian adat Sumatera Selatan apa? Apa tarian adat Sumatera Selatan? Bagaimana bentuk rumah limas Sumatera Selatan? Apa rumah adat sumatera barat? Penutup Demikian penjelasan mengenai rumah adat Sumatera Selatan. Setidaknya terdapat 9 rumah adat yang berasal dari provinsi Sumatera Selatan yang memiliki keunikan tersendiri dan menjadi warisan bangsa Indonesia. Semoga dengan membaca artikel ini semakin menambah wawasan kita dan tentunya menambah rasa cinta kita kepada budaya bangsa kita, Indonesia. Rumah Adat Sumatera SelatanSumber Refrensi 1 Rumah Limas. Sumber: indonesiakaya.com. Rumah Limas merupakan rumah adat Sumatera Selatan yang merepresentasikan rumah adat di provinsi tersebut. Nama”limas” merupakan singkatan kata dari dua kata yaitu “lima” dan “emas”. Sering kali rumah limas juga dikenal dengan sebutan rumah bari yang artinya rumah tua. Daftar isi1. Rumah Limas2. Rumah Tatahan3. Rumah Ulu4. Rumah Rakit5. Rumah Cara Gudang6. Rumah Kilapan7. Rumah KingkingFilosofi Rumah Adat Sumatera SelatanCiri Khas Rumah Adat Sumatera SelatanPenduduk Sumatera Selatan yang mayoritas adalah etnis melayu dan beberapa etnis pendatang seperti Jawa, Komering, Minangkabau, Batak, dan lainnya mempengaruhi kebudayaan yang beragam di Sumatera satu budaya yang masih dilestarikan sampai sekarang berbentuk rumah adat yang merupakan peninggalan seni arsitektur dari nenek adalah beberapa contoh rumah adat Sumatera Selatan yang sampai saat ini masih sering dijumpai di sepanjang wilayah Sumatera Rumah LimasRumah limas adalah salah satu peninggalan budaya yang menjadi ikon dari rumah adat Sumatera limas sering disebut juga rumah bari yang memiliki arti rumah tua, namanya sendiri terdiri dari kata “lima” dan “emas” yang disingkat menjadi LimasRumah limas dibuat dengan arsitektur yang memiliki lantai berundak yang dinamai kekijing. Limas juga memiliki penyangga yang berbentuk tiang dengan tinggi sekitar 1,2 sampai 2 dari rumah limas adalah mempunyai genting berisi air yang digunakan untuk mencuci tangan dan kaki ketika masuk Rumah TatahanRumah tatahan adalah salah satu rumah adat Sumatra Selatan yang memiliki ciri khas terdapat banyak ukiran-ukiran atau tatahan biasanya dilengkapi dengan tiang-tiang yang menyangga atapnya, berbentuk rumah panggung rumah adat ini terbuat dari kayu TatahanPada umumnya rumah tatahan terdiri dari dua ruangan, bagian depan dipakai untuk memasak dan menyimpan tungku, dan ruang satunya dipakai untuk kegiatan Rumah UluSalah satu rumah adat Sumatera Selatan adalah rumah ulu, rumah adat ini adalah rumah tradisional yang dimiliki masyarakat di sepanjang hulu sungai pembuat rumah ulu terbilang memiliki teknik yang unik dan rumit, karena harus mengikuti sistem khusus yang dinamai UluSaat ini rumah ulu sudah jarang ditemui di Sumatera Selatan, mungkin karena salah satu bahan pembuatnya juga harus memakai kayu khusus seperti kayu Rumah RakitRumah rakit merupakan rumah adat Palembang yang dibangun terapung di atas rakit. Rakit yang dipakai disusun dari potongan bambu dan balok-balok bagian ujungnya diberi tiang yang dipasang diikat ke tonggak, kemudian tonggak tersebut ditancapkan ke tebing sungai sehingga bangunan ini bisa RakitPada awal adanya rumah rakit, para masyarakat Palembang menggunakan tali rotan sebagai pengikat rakit menggunakan dua bidang atap yang dinamakan atap kajang. Rumah ini terbagi ke dalam dua ruangan yang memiliki dua Rumah Cara GudangRumah cara gudang memiliki desain yang bentuknya memanjang seperti bentuk gudang. Seperti ciri khas rumah adat Sumatera Selatan, rumah tradisional ini memiliki atap yang berbentuk membuatnya berbeda dengan rumah limas, pada rumah cara gudang tidak memiliki Cara GudangBahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan rumah cara gudang adalah kayu berkualitas yang disusun dengan penuh gudang menggunakan material dari kayu unglen, trembesi, dan petanang. Rumah cara gudang memiliki bagian ruangan yang sama dengan rumah Rumah KilapanRumah adat kilapan adalah rumah tradisional Sumatera Selatan yang sisi dindingnya diproses halus dengan sugu atau ini pada umumnya berbentuk panggung yang dilengkapi dengan tiang penyangga yang memiliki tinggi 1,5 KilapanCiri khas dari rumah kilapan adalah tiangnya yang tidak ditancapkan ke dalam tanah, tiangnya akan diletakkan begitu saja di atas yang menyangga rumah kilapan biasa disebut dengan tiang duduk, sama seperti rumah adat Sumatera Selatan pada umumnya, rumah kilapan memiliki dua ruangan yang difungsikan sebagai ruang depan dan Rumah KingkingRumah adat Sumatera Selatan yang terakhir adalah rumah kingking, yang merupakan rumah panggung dengan ciri khas memiliki tiang KingkingBentuk rumah kingking mirip seperti bujur sangkar, atapnya dibuat dari bahan bambu yang dibelah dua dan dinamai seperti rumah adat Sumatera Selatan lainnya, rumah ini juga terdiri dari dua ruangan yang berfungsi sebagai ruang depan dan tempat berkumpulnya rumah tradisional memiliki filosofi yang melambangkan kekayaan budaya dari masyarakatnya. begitu juga dengan rumah adat Sumatera berikut adalah filosofi dari rumah adat Sumatera ornamen yang berbentuk tanduk dan melati pada bagian atap rumah adat Sumatera Selatan, dua tanduk melambangkan sosok Adam dan Hawa, Sedangkan melati melambangkan keagungan dan tiga tanduk yang melambangkan matahari, bulan, dan bintang. Sementara empat tanduk melambangkan empat sahabat Nabi Muhammad tanduk pada ornamen rumah adat Sumatera Selatan melambangkan rukun islam, karena mayoritas masyarakatnya memang memeluk agama adat Palembang pada umumnya menghadap ke arah timur dan barat, makna dari desain ini adalah tentang siklus yang menghadap ke barat dinamakan matoari bangian yang menghadap ke timur disebut matoari matiCiri Khas Rumah Adat Sumatera SelatanCiri khas dari rumah adat Sumatera Selatan, diantaranya adalah sebagai atap yang mayoritas bentuknya seperti dari rumah adat Sumatera Selatan berbentuk rumah desain yang mengikuti kondisi alam Pulau Sumatera yang sebagian wilayahnya merupakan jalur bangunan rumah yang desainnya bertingkat-tingkat sesuai dengan filosofi budaya ada tamu, masyarakat Sumatera Selatan akan menerimanya di teras atau lantai rumahnya memakai kayu uglen yang terkenal tahan di atas merupakan penjelasan tentang rumah adat Sumatera Selatan lengkap dengan filosofi dan ciri khasnya. Semoga informasi tersebut bisa bermanfaat. .