ViewBandung Lautan ECE MISC at University of Kentucky. BANDUNG LAUTAN API Peristiwa Bandung Lautan Api adalah peristiwa kebakaran besar yang terjadi di kota Bandung, provinsi Jawa
Oleh Yopi Nadia, Guru SDN 106/IX Muaro Sebapo, Muaro Jambi, Provinsi Jambi - Meski Indonesia telah mengumandangkan kemerdekaannya, penjajah tetap berupaya merebut kembali wilayah Indonesia. Banyak cara dilakukan untuk mempertahankan kawasan Indonesia dari serangan penjajah. Salah satunya, perlawanan rakyat Bandung yang dikenal dengan Bandung Lautan Api. Perlawanan itu terjadi pada 23 Maret 1946. Dalam waktu tujuh jam, warga Bandung membakar rumah mereka dan mengungsi ke wilayah pegunungan di selatan Bandung. Seketika, Bandung berubah menjadi lautan api. Pembakaran rumah tersebut menjadi jalan terakhir yang ditempuh TRI Tentara Republik Indonesia, ketika melihat ketidakseimbangan pasukan Indonesia dengan tentara Sekutu dan NICA. Latar belakang peristiwa Bandung Lautan Api Pada 12 Oktober 1945, pasukan Inggris dari Brigade MacDonald tiba di Bandung. Mereka ingin menguasai kota ini untuk dijadikan markas strategis militer. Mereka menuntut agar semua senjata api yang dirampas dari tentara Belanda, dikembalikan. Selain itu, tawanan Belanda yang baru saja dibebaskan kembali berulah dan melakukan tindakan yang mengganggu keamanan. Akibatnya, terjadilah bentrokan bersenjata antara Inggris dan tentara Indonesia. Baca juga Latar Belakang Terjadinya Bandung Lautan Api Tiga hari kemudian, MacDonald memberi ultimatum kepada Gubernur Jawa Barat, agar wilayah Bandung Utara segera dikosongkan. Ultimatum pertama membagi Bandung menjadi dua, Bandung Utara sebagai tempat kekuasaan Sekutu dan Bandung Selatan masih dikuasai Pemerintah Indonesia. Setelah ultimatum dikeluarkan, terjadi pertempuran secara sporadis di berbagai daerah. Sekutu yang mulai terdesak, kembali mengeluarkan ultimatum kedua. Agar selambat-lambatnya pada 24 Maret 1946 pukul pasukan Indonesia sudah meninggalkan Bandung sejauh 10 hingga 11 kilometer dari pusat kota. Ultimatum tersebut membuat tentara Indonesia mulai mengatur strategi. Ketidakseimbangan jumlah tentara Indonesia dan sekutu, membuat tentara Indonesia merancang operasi "Bumi Hangus".Kolonel Abdul Haris Nasoetion selaku Komandan Divisi III TRI memerintahkan untuk mengevakuasi warga menuju tempat yang lebih aman. Baca juga Ciri Perlawanan Bangsa Indonesia pada Abad Ke-19 Setelah penduduk meninggalkan kota, segera dilangsungkan operasi "Bumi Hangus", dengan membakar bangunan rumah atau gedung di Bandung. Dalam sekejap, seluruh kota Bandung diselimuti gelapnya asap dan pemadaman listrik. Kondisi tersebut dimanfaatkan tentara Indonesia untuk menyerang NICA secara gerilya. Tokoh peristiwa Bandung Lautan Api Jenderal Besar Abdul Haris Nasution AH Nasution, salah satu Pahlawan Nasional asal Sumatera Utara. Bandung Lautan Api menjadi salah satu peristiwa heroik terbesar dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Peristiwa ini menjadi sumber inspirasi bagi Ismail Marzuki untuk menciptakan lagu berjudul “Halo-Halo Bandung”. Sebuah lagu yang menggambarkan semangat perjuangan masyarakat Bandung dalam peristiwa tersebut. Beberapa tokoh penting dalam peristiwa Bandung Lautan Api adalah Kolonel Abdul Haris Nasution Sebagai Komandan Divisi III yang menyampaikan hasil musyawarah pada 23 Maret 1946. Beliau juga memerintahkan proses evakuasi warga Bandung. Baca juga Kedatangan Sekutu dan Belanda pada Awal Kemerdekaan Mohammad Toha Merupakan komandan pejuang dalam Bandung Lautan Api. Ia diberi misi untuk menghancurkan amunisi dan senjata milik Sekutu di gudang senjata Sutan Syahrir dan Abdul Haris Nasoetion Berperan dalam realisasi operasi "Bumi Hangus" di kota Bandung. Atje Bastaman Seorang wartawan muda dari Suara Merdeka, yang menuliskan kronologi peristiwa Bandung Lautan Api dalam liputannya. Mayor Rukana Sebagai Komandan Polisi Militer di Bandung. Rukana merupakan tokoh pencetus ide pembakaran kota Bandung untuk menyelamatkan kota ini dari genggaman Sekutu. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. LatarBelakang Bandung Lautan Api Peristiwa Bandung Lautan Api ini dilatarbelakangi oleh banyak hal, yaitu: Brigade Mac Donald atau sekutu menuntut para masyarakat Bandung agar menyerahkan seluruh senjata dari hasil pelucutan jepang kepada pihak sekutu.Sekutu mengeluarkan ultimatum yang berisi memerintahkan agar kota Bandung bagian utara dikosongkan dari masyarakat Indonesia paling lambat
TANGGAL 24 Maret adalah hari paling bersejarah bagi warga Kota Bandung. Pada hari itu, 72 tahun lalu atau tepatnya 24 Maret 1946, warga Kota Bandung rela mengorbankan harta benda, jiwa, dan raga demi Indonesia. Penduduk kota berjuluk Parijs van Java mengikhlaskan tempat tinggal mereka dibumihanguskan agar tak dikuasai penjajah heroik yang tercatat oleh tinta emas revolusi kemerdekaan Indonesia itu, dikenang sampai saat ini. Setiap tahun peristiwa yang dikenal dengan sebutan Bandung Lautan Api BLA itu diperingati dengan berbagai cara. Biasanya, Pemkot Bandung menggelar pawai obor dengan rute, Tugu BLA di Taman Tegallega ke Balaikota Bandung, Jalan Waskancana lalu kembali lagi ke Taman heroik Bandung Lautan Api tercatat dalam beberapa versi. Dalam Wikipedia, peristiwa itu bermula dari kedatangan pasukan Inggris bagian dari Brigade MacDonald pada 12 Oktober 1945. Pasukan Sekutu Brigade MacDonald itu menuntut agar semua senjata api di tangan penduduk, kecuali TRI dan polisi, diserahkan kepada Belanda yang baru dibebaskan dari kamp tawanan Jepang mulai melakukan tindakan mengganggu keamanan dan kenyamanan penduduk. Akibatnya, bentrokan bersenjata antara Inggris dan TRI tidak dapat dihindari. Malam pada 21 Oktober 1945, TKR dan badan-badan perjuangan melancarkan serangan terhadap markas-markas pasukan Inggris di Bandung utara, termasuk Hotel Homann da Preanger. Tiga hari kemudian, MacDonald menyampaikan ultimatum kepada Gubernur Jawa Barat agar Bandung utara dikosongkan oleh penduduk, termasuk pasukan bersenjata. Ultimatum Tentara Sekutu agar TRI bersama penduduk meninggalkan Kota Bandung. Ultimatum ini mendorong TRI untuk melakukan operasi “bumi hangus”. Para pejuang tak rela menyerahkan Kota Bandung dan dimanfaatkan Sekutu dan tentara NICA Belanda. Keputusan untuk membumihanguskan Bandung diambil melalui musyawarah Madjelis Persatoean Perjoeangan Prijangan MP3 di hadapan semua kekuatan perjuangan pada 23 Maret Divisi III TRI Kolonel Abdul Haris AH Nasution mengumumkan hasil musyawarah tersebut dan memerintahkan evakuasi Kota Bandung. Hari itu juga, penduduk Bandung mengalir panjang meninggalkan Kota Bandung. Malam hari, pembakaran kota berlangsung yang dilakukan para Bandung sengaja dibumihanguskan oleh TRI dan rakyat agar tentara Sekutu dan NICA tidak dapat menggunakan Bandung sebagai markas strategis militer mereka. Saat bumi hangus terjadi, api berkobar di seluruh penjuru dan pelosok kota. Di mana-mana mengepul asap hitam membubung tinggi ke udara. Aliran listrik pun padam. Api membubung membakar kota, sehingga Bandung pun menjadi lautan Inggris mulai menyerang kantong-kantong pertahanan TRI sehingga pertempuran sengit terjadi. Pertempuran paling besar terjadi di Desa Dayeuhkolot, selatan Kota Bandung. Di sini terdapat gudang amunisi milik Jepang yang dikuasai tentara Sekutu. Dalam pertempuran ini, Mohammad Toha dan Ramdhan, dua anggota milisi Barisan Rakjat Indonesia BRI nekat menghancurkan gudang amunisi tersebut. Muhammad Toha dan Ramdhan berhasil meledakkan gudang amunisi dengan dinamit dan keduanya pemerintahan kota Bandung pada mulanya akan tetap tinggal di dalam kota, tetapi demi keselamatan, maka sekitar pukul WIB itu, mereka juga ikut mengungsi meninggalkan Bandung. Sejak saat itu, kurang lebih pukul WIB, Bandung telah kosong dari penduduk dan para itu, versi lain mencatat, peristiwa Bandung Lautan Api bermula dari Perdana Menteri Syahrir mengikuti ultimatum pemerintah kolonial Belanda yang memerintahkan seluruh warga Kota Bandung, khususnya pasukan bersenjata, meninggalkan Bandung selatan paling lambat 24 Maret 1946 pukul Divisi III TRI AH Nasution mencoba kembali bernegosiasi dengan Komandan Divisi Hindia Belanda ke-23 Jenderal Hawtorn. AH Nasution meminta agar Belanda memundurkan batas waktu pengosongan Bandung dari lascar bersenjata. Namun permintaan Nasution itu tak digubris oleh Jenderal Merdeka terbitan 25 Maret 1946 menulis,"Tadi malam tanggal 24 Maret, api besar terlihat di enam titik. Pagi ini pesawat pengintai RAF melaporkan bahwa seluruh kawasan selatan Bandung diselimuti asap tebal yang mempesulit pengamatan. Terdengar ledakan-ledakan yang mengindikasikan taktik bumi hangus masih dilakukan di wilayah tersebut. ‎Pagi ini, kobaran api masih terlihat di dekat stasiun kereta api dan banyak kampung." Sedangkan cerita lebih detail tentang peristiwa Bandung Lautan Api tertuang dalam buku Bandung Awal Revolusi, 1945-1946 Bandung In The Early Revolution, 1945-1946, NY Cornell Modern Indonesia Project, Southeast Asia Programme terbitan 1964 karya John RW Smail, akademisi lulusan Harvard University bidang Sejarah Inggris mengulas kejadian tersebut. John mengutip sejumlah dokumen sejarah termasuk Koran Merdeka, yang terbit saat peristiwa bersejarah itu menulis, keputusan membumihanguskan Bandung dibuat oleh Kepala Seksi Militer MP3 Sutoko dan Komanan Resimen ke-8 Kota Omon Abdurahman pada 24 Maret 1946 siang. Belakangan, Nasution sebagai pejabat militer menyetujui keputusan itu. ‎"Perintah disampaikan lewat unit militer MP3 kepada para pemuda. Dinamit disalurkan dan tanggung jawab dibagi. Pada malam harinya, rencana menghancurkan kota telah siap dijalankan," kata John dalam 24 Maret 1946 sekitar pukul WIB, Wali Kota Bandung saat itu, mengumumkan kepada masyarakat lewat siaran radio terkait keputusan pemerintah pusat yang mengikuti ultimatum Belanda. Saat itu, pemerintahan kota menyatakan akan tetap bertahan di Bandung. Namun, sekitar pukul WIB, Komandan Divisi III/Siliwangi mengirim pesat agar pemerintahan kota juga harus meninggalkan Kota Bandung sebelum pukul karena seluruh kota akan itu dengan cepat tersebar ke seluruh pelosok kota pada petang hari. Setelah hujan lebat reda menjadi gerimis sekitar pukul WIB, penduduk Kota Bandung mulai bergerak ke luar kota di sepanjang tiga jalan utama ke arah barat daya, selatan dan tengga‎rara. Jalanan dipenuhi pemandangan eksodus pengungsi warga Kota Bandung."Setelah pengungsi berjalan cukup jauh, suara ledakan dinamit terdengar susul menyusul. Api yang disulut para pemuda menyebar ke seluruh kota, sebelah selatan rel kereta api. Suasana malam hari dalam kondisi revolusi menyebabkan api terlihat lebih menakutkan. Bandung seolah menjadi lautan api dan gambaran melekat kuat dalam benak penduduk pada 24 Maret 1946," ujar John.wib

PeristiwaBandung Lautan Api ialah peristiwa serta taktik bumi hangus atau pembakaran sengaja yang dilakukan di Bandung, provinsi Jawa Barat, Indonesia pada 23 Mac 1946. Dalam tempoh tujuh jam, sekitar 200,000 orang penduduk Bandung membakar rumah mereka lalu meninggalkan kota menuju kawasan pergunungan di daerah selatan Bandung.

- Peristiwa Bandung Lautan Api terjadi tanggal 23 Maret 1946. Salah satu titik penting dalam sejarah kemerdekaan Indonesia ini ditandai dengan pengosongan dan pembakaran Bandung oleh rakyat dan tentara agar tidak dijadikan markas pasukan Sekutu dan NICA Belanda.Aksi bumi hangus di Bandung dipandang sebagai taktik yang dirasa paling ideal dalam situasi saat itu karena kekuatan pasukan Republik Indonesia tidak sebanding dengan kekuatan Sekutu dan Lautan Api menjadi salah satu peristiwa paling heroik dalam sejarah mempertahankan kemerdekaan Indonesia dan diabadikan dalam berbagai bentuk karya seni, seperti lagu atau juga Teki-Teki Pencipta Lagu "Halo-Halo Bandung" Sejarah PETA di Zaman Pendudukan Jepang Tugas, Tokoh, & Tujuan Sinopsis Film Perjuangan "Bandung Lautan Api" Sejarah Bandung Lautan Api Latar Belakang dan Penyebab Djoened Poesponegoro dan kawan-kawan dalam Sejarah Nasional Indonesia VI 2008 menuliskan bahwa peristiwa Bandung Lautan Api diawali dengan datangnya pasukan Sekutu/Inggris pada 12 Oktober pekan setelah Proklamasi Kemerdekaan RI, pasukan Sekutu yang tergabung dalam AFNEI Allied Forces Netherlands East Indies datang ke Indonesia usai memenangkan Perang Dunia II melawan Ully Purwasatria dalam penelitian bertajuk "Peranan Sukanda Bratamanggala dan Sewaka di Bandung Utara dalam Mempertahankan Kemerdekaan Tahun 1945-1948" 2014, menyampaikan, awalnya kedatangan mereka hanya untuk membebaskan tentara Sekutu dari tahanan Jepang. Namun, ternyata Belanda atau NICA membonceng pasukan Sekutu dan ingin menguasai Indonesia lagi. Bergolaklah perlawanan dari prajurit dan rakyat Indonesia atas kehadiran juga Sejarah Pengakuan Kedaulatan Indonesia oleh Belanda Sejarah Agresi Militer Belanda II Latar Belakang, Tokoh, Dampaknya Sejarah Agresi Militer Belanda I Latar Belakang, Kronologi, Dampak Infografik SC Bandung Lautan Api. Kronologi Peristiwa Bandung Lautan Api Pasukan Sekutu mulai melancarkan propaganda. Rakyat Indonesia diperingatkan agar meletakkan senjata dan menyerahkannya kepada Sekutu. Pihak Indonesia tidak menggubris ultimatum perang RI merespons dengan melakukan penyerangan terhadap markas–markas Sekutu di Bandung bagian utara, termasuk Hotel Homan dan Hotel Preanger yang menjadi markas besar Sekutu, pada malam tanggal 24 November 1945. Pada 27 November 1945, Kolonel MacDonald selaku panglima perang Sekutu sekali lagi menyampaikan ultimatum kepada Gubernur Jawa Barat, Mr. Datuk Djamin, agar rakyat dan tentara segera mengosongkan wilayah Bandung Utara. Peringatan yang berlaku sampai tanggal 29 November 1945 pukul harus dipenuhi. Jika tidak, maka Sekutu akan bertindak keras. Ultimatum kedua itu pun tidak digubris sama sekali. Beberapa pertempuran terjadi di Bandung Utara. Pos-pos Sekutu di Bandung menjadi sasaran juga Sejarah Perjanjian Linggarjati Latar Belakang, Isi, Tokoh Delegasi Sejarah Perundingan Renville Latar Belakang, Isi, Tokoh, & Dampak Sejarah Konferensi Meja Bundar KMB Latar Belakang, Tokoh, Hasil Tanggal 17 Maret 1946, Panglima Tertinggi AFNEI di Jakarta, Letnan Jenderal Montagu Stopford, memperingatkan kepada Soetan Sjahrir selaku Perdana Menteri RI agar militer Indonesia segera meninggalkan Bandung Selatan sampai radius 11 kilometer dari pusat kota. Hanya pemerintah sipil, polisi, dan penduduk sipil yang diperbolehkan tinggal. Menindaklanjuti ultimatum tersebut, pada 24 Maret 1946 pukul Tentara Republik Indonesia TRI di bawah pimpinan Kolonel Nasution memutuskan untuk membumihanguskan Bandung. Rakyat mulai diungsikan. Sebagian besar bergerak dari selatan rel kereta api ke arah selatan sejauh 11 kilometer. Gelombang pengungsian semakin membesar setelah matahari tenggelam. Baca juga Kronologi Sejarah Perang Padri Tokoh, Latar Belakang, & Akhir Sejarah Kesultanan Tidore Pendiri, Kejayaan, & Daftar Raja-Sultan Kronologi Sejarah Perang Diponegoro Sebab, Tokoh, Akhir, & Dampak Pembumihangusan Bandung pun dimulai. Warga yang hendak meninggalkan rumah membakarnya terlebih dahulu. Pasukan TRI punya rencana yang lebih besar lagi. TRI merencanakan pembakaran total pada 24 Maret 1945 pukul namun rencana ini tidak berjalan mulus karena pada pukul dinamit pertama telah meledak di Gedung Indische tidak sesuai rencana, pasukan TRI melanjutkan aksinya dengan meledakkan gedung-gedung dan membakar rumah-rumah warga di Bandung Utara. Malam itu, Bandung terbakar dan peristiwa itu kemudian dikenal dengan sebutan Bandung Lautan Api. Baca juga Sejarah Peristiwa PKI Madiun 1948 Latar Belakang & Tujuan Musso Sejarah Pemberontakan DI-TII Kartosoewirjo di Jawa Barat Sejarah Bubarnya VOC Faktor Penyebab & Daftar Gubernur Jenderal Tokoh Bandung Lautan Api Dari Indonesia Mohammad Endang Karmas, Moeljono, Datuk Djamin, Soetan Sjahrir, Kolonel Nasution. Dari Belanda Brigadir MacDonald, Letnan Jenderal Montagu heroik terkait dengan bumi hangus kota Bandung oleh Nasution dan kawan-kawan itu belakangan melahirkan lagu perjuangan Halo Halo Bandung, yang masih diperdebatkan siapa paling kuat menyatakan bahwa Ismail Marzuki adalah penciptanya. Alasan utamanya karena dia adalah salah seorang pencipta lagu yang telah banyak menghasilkan lagu-lagu nasional dan bermukim di turut menjadi saksi mata saat Bandung Lautan Api terjadi. Kendati demikian, memang belum ada bukti kuat yang langsung mengarah pada dirinya telah menciptakan lagu lain menyanggah Ismail sebagai penciptanya, datang dari Pestaraja Marpaung Bang Maung, seorang veteran perang. Dia adalah salah seorang pejuang dalam insiden Bandung Lautan Bang Maung, seperti termuat dalam buku Saya Pilih Mengungsi Pengorbanan Rakyat Bandung untuk Kedaulatan Ratnayu Sitaresmi, dkk., 2002, lirik dan lagu Halo-Halo Bandung tercipta secara spontan. Penyusunnya adalah para pejuang republik yang kala itu menjadi pelaku sejarah Bandung Lautan Api. Lagu ini tidak dikarang oleh dari kontroversi tersebut, lagu Halo-Halo Bandung telah menjadi salah satu lagu kebanggaan rakyat Indonesia. Lirik dengan iramanya yang menghentak turut menggugah semangat kisah Mohamad Toha dan kawannya Ramdan yang jadi martir dalam peledakan gudang mesiu Tentara Sekutu, difilmkan Usmar Ismail dengan judul Toha Pahlawan Bandung Selatan. Baca juga Perbedaan Animisme-Dinamisme Sejarah, Pengertian, & Contohnya Sejarah Pemberontakan Nambi vs Majapahit Mati karena Fitnah Keji Sejarah Kerajaan Panjalu Kediri Letak, Pendiri, Raja, & Prasasti - Sosial Budaya Kontributor Alhidayath ParinduriPenulis Alhidayath ParinduriEditor Iswara N RadityaPenyelaras Yulaika Ramadhani

RuteKA Malioboro Ekspress adalah Malang - Yogyakarta dan sebaliknya. Kereta ini memiliki 2 jadwal perjalanan yaitu rute pagi dan malam hari, baik dari Malang maupun Yogyakarta. Dalam rutenya, kereta ini melewati 14 stasiun dengan waktu tempuh 7 jam 15 menit. Harga tiket Kereta Malioboro Ekspress mulai Rp25.000 untuk rute Malang - Blitar.

Sejarah Bandung Lautan Api – Tahukah kamu Peristiwa Bandung Lautan Api terjadi pada tanggal 23 Maret 1946. Ketika itu kondisi pertahanan dan keamanan setelah Indonesia merdeka belum Kembali stabil. Pada beberapa daerah terjadi pertempuran memperebutkan kembali wilayah kekuasaan sekutu. Saat itu penduduk yang tinggal di Bandung kemudian diungsikan, sementara bangunan-bangunan penting dan rumah dibakar. Kemudian peristiwa ini disebut juga sebagai Bandung Lautan Api. Pembakaran rumah serta bangunan ini sendiri dilakukan untuk mencegah sekutu serta tentara NICA Belanda menggunakan kota Bandung sebagai markas militer. Monumen Bandung Lautan Api sendiri berada di lapangan Tegallega, Bandung. Monumen yang dibangun untuk mengenang peristiwa bersejarah perjuangan rakyat dalam mempertahankan kemerdekaan. Penyebab Terjadinya Bandung Lautan Api sendiri bermula pada kedatangan sekutu dan NICA di Indonesia yang terjadi setelah Jepang menyerah kepada sekutu. Pada 16 Agustus 1945 saat rombongan dari perwakilan sekutu sedang berada di Tanjung Priok, Jakarta, Rombongan ini dipimpin oleh Laksamana Muda Patterson. Pasukan yang pada awalnya menjadi sekutu ini disambut baik oleh masyarakat. Namun dengan kemunculan NICA yang kemudian membuat Indonesia curiga. NICA yang memberikan senjata kepada bekas anggota Koninklijk Nederlands Indisch Leger KNIL. Satuan KNIL ini kemudian dibebaskan oleh Jepang dan bergabung dengan NICA. Penyebab terjadinya peristiwa ini sendiri dimulai pada 12 Oktober 1945. Mengutip dari Brigade MacDonald yang datang bersamaan dengan pasukan sekutu. Ketika itu sekutu meminta senjata api yang dimiliki penduduk untuk diserahkan, kecuali kepada Polisi dan Tentara Keamanan Rakyat TKR. Orang-orang Belanda di kamp tahanan yang baru saja dikeluarkan mengacaukan keamanan hingga akhirnya terjadi bentrokan antara sekutu dan TKR. Tanggal 24 November 1945, TKR kemudian mulai menyerang markas sekutu di Bandung bagian utara. Serangan ini sendiri dilakukan di Hotel Homan dan Hotel Preanger. Selain di Bandung, aksi serupa juga terjadi di Surabaya, Manado, Sukabumi, Medan, Ambarawa dan Biak. Sejarah Peristiwa Bandung Lautan ApiTokoh Bandung Lautan ApiMengenang 10 Titik Stilasi dalam Peristiwa Bandung Lautan ApiJalan Ir H. Juanda – Sultan AgungJalan BragaJalan Asia-AfrikaJalan SimpangSD Dewi SartikaJalan CiguriangPersimpangan Lengkong TengahJalan Jembatan BaruJalan AsmiGereja GloriaBuku-Buku TerkaitAncaman di Bandung UtaraJejak Soekarno di BandungBandung Culinary & Nongkrong RecommendedKategori Biografi Pahlawan IndonesiaMateri TerkaitBuku Terkait Sejarah IndonesiaMateri Terkait Sejarah Indonesia Sumber Pasukan Inggris bagian dari Brigade MacDonald yang tiba di Bandung pada tanggal 12 Oktober 1945, dan dari semula sudah bersitegang dengan pemerintah RI. Mereka kemudian menuntut agar semua senjata api yang ada di tangan penduduk, kecuali TKR, diserahkan kepadanya. Orang-orang Belanda yang baru saja dibebaskan dari kamp tawanan kemudian mulai melakukan tindakan-tindakan yang mengganggu keamanan. Akibatnya, bentrokan bersenjata kemudian di antara Inggris dan TKR. Malam tanggal 21 November 1945, TKR serta badan-badan perjuangan melancarkan serangan kepada kedudukan-kedudukan Inggris bagian utara, termasuk di Hotel Homann serta Hotel Preanger yang mereka gunakan sebagai markas. Tiga hari setelahnya MacDonald kemudian menyampaikan ultimatum pada Gubernur Jawa Barat agar Bandung Utara segera dikosongkan oleh penduduk Indonesia, termasuk dari pasukan bersenjata. Ultimatum Tentara Sekutu agar Tentara Republik Indonesia TRI sebagai sebutan bagi TNI pada saat itu untuk meninggalkan kota Bandung kemudian mendorong TRI dalam melakukan operasi “bumi-hangus”. Para pejuang pihak Republik Indonesia tidak rela jika Kota Bandung kemudian dimanfaatkan oleh pihak Sekutu serta NICA. Keputusan ini sendiri diambil untuk membumihanguskan Bandung melalui musyawarah Madjelis Persatoean Perdjoangan Priangan MP3 di hadapan semua kekuatan perjuangan pihak RI, hingga akhirnya pada tanggal 23 Maret 1946 Kolonel Abdoel Haris Nasoetion sebagai Komandan Divisi III TRI mengumumkan hasil musyawarah ini dan memerintahkan evakuasi Kota Bandung. Pada hari yang sama rombongan besar penduduk Bandung kemudian mengalir panjang meninggalkan kota Bandung dan malam itu pembakaran kota tersebut segera berlangsung. Bandung yang pada saat itu sengaja dibakar oleh TRI serta rakyat setempat dengan maksud agar Sekutu tidak menggunakan Bandung sebagai markas strategis militer. Di mana-mana asap hitam mengepul membubung tinggi hingga semua listrik mati. Tentara Inggris kemudian mulai menyerang sehingga pertempuran sengit terjadi. Pertempuran terbesar ini terjadi di Desa Dayeuhkolot, sebelah selatan Bandung, di mana terdapat sebuah Gudang dengan amunisi besar milik Tentara Sekutu. Dalam pertempuran ini Ramdan dan Muhammad Toha sebagai dua anggota milisi BRI Barisan Rakjat Indonesia terjun dalam suatu misi untuk menghancurkan gudang amunisi tersebut. Muhammad Toha yang meledakkan gudang tersebut dengan dinamit. Gudang ini kemudian terbakar dan meledak bersamaan dengan kedua milisi tersebut di dalamnya. Staf pemerintah kota Bandung kemudian tetap tinggal di dalam kota, demi menjaga keselamatan mereka, maka pada pukul itu juga ia turut serta dalam rombongan yang mengevakuasi dari Bandung. Sejak saat itu, kurang lebih pukul Bandung Selatan telah dikosongkan dari penduduk dan TRI. Tetapi api masih membubung membakar kota, sehingga Bandung pun menjadi lautan api. Pembumi-hangusan Bandung ini dianggap sebagai strategi yang tepat dalam Perang Kemerdekaan Indonesia karena kekuatan TRI serta milisi rakyat tidak sebanding jika dibandingkan dengan kekuatan pihak Sekutu dan NICA yang berjumlah besar. Setelah peristiwa ini berlangsung TRI bersama milisi rakyat kemudian melakukan perlawanan secara gerilya dari luar Bandung. Peristiwa ini mengilhami diciptakannya lagu Halo, Halo Bandung yang nama penciptanya masih menjadi bahan perdebatan. Beberapa tahun setelahnya lagu “Halo, Halo Bandung” secara resmi ditulis dan menjadi kenangan akan emosi yang para pejuang kemerdekaan Republik Indonesia alami saat itu, menunggu untuk kembali ke kota tercinta mereka yang telah menjadi lautan api. Tokoh Bandung Lautan Api Sumber Peristiwa Bandung Lautan Api BLA sebagai suatu peristiwa kebakaran besar yang terjadi di kota Bandung, provinsi Jawa Barat, Indonesia yang terjadi pada tanggal 23 Maret 1946 pukul tujuh jam, dimana sekitar penduduk Bandung membakar rumahnya serta meninggalkan kota menuju pegunungan di daerah selatan. Hal ini sendiri dilakukan guna mencegah tentara Sekutu serta tentara NICA Belanda dalam menggunakan kota Bandung sebagai markas strategis militer dalam rangka Perang Kemerdekaan Indonesia. Istilah Bandung Lautan Api kemudian digunakan sebagai istilah yang terkenal setelah peristiwa pembumihangusan ini terjadi. Jenderal Nasution yang berperan sebagai Jenderal TRI dalam pertemuan di Regentsweg kini sebagai Jalan Dewi Sartika, setelah kembali dari pertemuannya dengan Sutan Sjahrir di Jakarta, kemudian memutuskan strategi terhadap Kota Bandung usai menerima ultimatum dari Inggris tersebut. Peristiwa Bandung Lautan Api sendiri menjadi inspirasi Ismail Marzuki untuk menciptakan lagu Halo-Halo Bandung. Lagu yang menggambarkan bagaimana semangat perjuangan masyarakat dalam peristiwa tersebut. Berikut di bawah ini adalah tokoh-tokoh penting peristiwa Bandung Lautan Api. Kolonel Abdul Haris Nasution sebagai komandan divisi III kemudian menyampaikan musyawarah yang dilakukan pada 23 Maret 1946, juga memberi perintah dalam mengungsikan masyarakat Kota Bandung. Mohammad Toha sebagai komandan pejuang dalam Bandung Lautan Api. Ia diberikan misi untuk menghancurkan amunisi serta senjata milik sekutu, di gudang senjata. Sutan Sjahrir dan Abdul Haris Nasution yang melakukan rencana membumihanguskan kota Bandung. Atje Bastaman sebagai wartawan muda yang menuliskan koran Suara Merdeka. Ade sendiri menuliskan peristiwa bersejarah ini untuk liputannya. Mayor Rukana Mayor Rukana sebagai komandan polisi militer di kota Bandung. Ialah yang mencetuskan ide membakar kota Bandung untuk menyelamatkan wilayah dari kekuasaan sekutu. Mengenang 10 Titik Stilasi dalam Peristiwa Bandung Lautan Api Peristiwa Bandung Lautan Api yang terjadi pada 76 tahun silam atau 24 Maret 1946 merupakan momen penting bagi rakyat Indonesia, khususnya masyarakat Kota Bandung. Saat-saat tersebut masyarakatnya memilih membumihanguskan rumahnya dibanding menyerahkannya kepada militer sekutu guna mempertahankan bumi Sunda. Sebagai bentuk penghormatan kepada perjuangan para pahlawan serta Warga Bandung, dibuatlah monumen Bandung Lautan Api BLA yang berlokasi di Lapangan Tegallega. Selain itu, Kota Bandung juga memiliki 10 stilasi atau bukti yang tersebar di 10 titik. Sumber Stilasi-stilasi ini sendiri digunakan sebagai penanda tempat pertama kalinya pembacaan teks proklamasi oleh rakyat Bandung. Lokasi peristiwa terjadinya perobekan bendera Belanda atau markas para pejuang Bandung Lautan Api. Berikut ini adalah 10 stilasi Bandung Lautan Api. Jalan Ir H. Juanda – Sultan Agung Stilasi ini berada di depan gedung bekas kantor berita Jepang, Domei yang telah ada sejak tahun 1937. Menurut catatan sejarah, di kantor berita inilah kemudian untuk pertama kalinya teks proklamasi dibacakan oleh rakyat Bandung. Kali ini bangunan ini adalah Kantor Bank BTPN. Jalan Braga Stilasi 2 ini berada persimpangan Jalan Braga serta Jalan Naripan yang terletak di gedung Bank Jabar dahulunya bernama Gedung Denis. Di gedung ini, pada Oktober 1945, pejuang Bandung Moeljono serta E. Karmas merobek bendera Belanda. Jalan Asia-Afrika Stilasi 3 berada di depan Gedung Asuransi Jiwasraya di Jalan Asia-Afrika atau tepatnya berada di seberang Masjid Raya Jawa Barat. Dulunya, gedung ini digunakan sebagai markas resimen 8 yang dibangun pada tahun 1922. Jalan Simpang Stilasi 4 ini berada pada sebuah rumah yang terletak di Jalan Simpang. Di tempat inilah dilakukannya perumusan keputusan pembumihangusan kota Bandung. Perintah meninggalkan kota Bandung sendiri kemudian dikomandoi dari rumah ini. Rumah tersebut kini dijadikan sebagai tempat tinggal dan masih sama dengan bentuk aslinya. SD Dewi Sartika Stilasi 5 tidak berada jauh dari Jalan Otto Iskandardinata – Jalan Kautamaan Istri. Tepatnya berada di depan SD Dewi Sartika. Jalan Ciguriang Stilasi 6 terletak di Jalan Ciguriang sebelah pusat perbelanjaan Yogya Kepatihan. Stilasi 6 ini terletak di dalam sebuah rumah yang juga difungsikan sebagai markas komando Divisi III Siliwangi pimpinan kol. Nasution. Persimpangan Lengkong Tengah Lengkong Dalam Stilasi ini kemudian berada di persimpangan Jalan Lengkong Tengah serta Jalan Lengkong Dalam, tepatnya berada belakang kampus Unpas. Tempat ini kemudian menjadi tempat bermukimnya masyarakat Indo – Belanda. Jalan Jembatan Baru Stilasi ke 8 selanjutnya berada di Jalan Jembatan baru yang digunakan sebagai salah satu garis pertahanan pejuang saat terjadinya pertempuran Lengkong. Jalan Asmi Stilasi 9 berada di SD ASMI, tepat di depan Jalan Asmi. Bangunan utama Gedung ini tidak mengalami banyak perubahan. Tempat ini kemudian digunakan sebagai markas pemuda pejuang, PESINDO dan BBRI sebelum kemudian terjadilah peristiwa Bandung Lautan Api. Gereja Gloria Stilasi berikutnya berada di depan sebuah gereja yang terletak di jalan ini. Gereja ini bernama Gloria, dulunya digunakan sebagai gedung pemancar NIROM yang berfungsi untuk menyebarluaskan proklamasi kemerdekaan ke seluruh Indonesia dan dunia. Di seberang stilasi inilah, di Taman Tegallega, sebuah tugu kokoh bernama tugu Bandung Lautan Api didirikan. Buku-Buku Terkait Ancaman di Bandung Utara Kawasan Bandung Utara KBU membentang dari perbukitan Punclut, Kawasan Dago Resort sekarang hingga dari Lembang Cibodas. Kawasan Bandung Utara seharusnya menjadi wilayah yang dikembangkan sebagai Kawasan Lindung atau Kawasan Konservasi berlandaskan pada kebijakan pemerintah Provinsi dan Kabupaten yaitu pada Surat Keputusan Gubernur No. 181 Tahun 1982 tentang Peruntukan Lahan Di Wilayah Inti Bandung Raya Bagian Utara ditetapkan sebagai Hutan Lindung, Pertanian Tanaman Keras, dan Pertanian Non Tanaman Keras. Jejak Soekarno di Bandung Di Bandunglah Soekarno mulai menabuh genderang perang melawan pemerintah kolonial Belanda; perjuangan yang membawanya ke sel Penjara Banceuy dan Sukamiskin, sebelum akhirnya dibuang jauh ke Ende, Flores. Di Bandung pula Soekarno menemukan cinta sejatinya yang pertama pada diri Inggit Garnasih. Tanpa dukungan sepenuh hati dari perempuan yang ia juluki sebagai “Drupadi” ini, Soekarno mungkin tak akan mampu bertahan menghadapi berbagai kesulitan dalam perjuangan menuju Indonesia merdeka. Bandung Culinary & Nongkrong Recommended Kota Bandung sudah terkenal dengan destinasi alamnya yang cantik sehingga menjadi daya tarik sendiri bagi para wisatawan yang berkunjung ke kota kembang ini. Tidak ketinggalan juga aneka wisata kulinernya yang tidak boleh dilewatkan, karena tak lengkap rasanya jika tidak mencicipi aneka sajian kuliner yang ada disini. Terdapat 50 tempat kuliner pilihan dihadirkan di dalam buku ini. Dimulai dari jajanan yang legendaris, hits hingga yang kekinian. Beraneka ragam jenis tempat makan yang dibahas dalam buku ini mulai dari kedai, warung kopi, cafe dan juga restoran. Demikian ulasan terkait peristiwa Bandung Lautan Api. Grameds bisa mendapatkan buku-buku terkait Bandung di Sebagai SahabatTanpaBatas Garmedia selalu memberikan produk terbaik untuk Grameds. Penulis Sofyan Baca juga Kategori Biografi Pahlawan Indonesia Buku Autobiografi Buku Biografi Ir. Soekarno Buku Biografi Jackma Buku Biografi Jokowi Buku Orang Sukses Materi Terkait Biografi RA Kartini Biografi Cut Nyak Dien Biografi Gus Dur Biografi Ki Hajar Dewantara Biografi Pattimura Biografi Ir. Soekarno Biografi WR Supratman Biografi Jendral Soedirman ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien

SejarahBandung Lautan Api bandung lautan api SUATU hari di Bulan Maret 1946, dalam waktu tujuh jam, sekitar 200.000 penduduk mengukir sejarah dengan membakar rumah dan harta benda mereka, meninggalkan kota Bandung menuju pegunungan di selatan. (MP3) di hadapan semua kekuatan perjuangan, pada tanggal 24 Maret 1946.

26 Maret 2009 Sejarah Bandung Lautan Api bandung lautan api SUATU hari di Bulan Maret 1946, dalam waktu tujuh jam, sekitar penduduk mengukir sejarah dengan membakar rumah dan harta benda mereka, meninggalkan kota Bandung menuju pegunungan di selatan. Beberapa tahun kemudian, lagu “Halo-Halo Bandung” ditulis untuk melambangkan emosi mereka, seiring janji akan kembali ke kota tercinta, yang telah menjadi lautan api. Insiden Perobekan Bendera Setelah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Indonesia belum sepenuhnya merdeka. Kemerdekaan harus dicapai sedikit demi sedikit melalui perjuangan rakyat yang rela mengorbankan segalanya. Setelah Jepang kalah, tentara Inggris datang untuk melucuti tentara Jepang. Mereka berkomplot dengan Belanda tentara NICA dan memperalat Jepang untuk menjajah kembali Indonesia. Berita pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan dari Jakarta diterima di Bandung melalui Kantor Berita DOMEI pada hari Jumat pagi, 17 Agustus 1945. Esoknya, 18 Agustus 1945, cetakan teks tersebut telah tersebar. Dicetak dengan tinta merah oleh Percetakan Siliwangi. Di Gedung DENIS, Jalan Braga sekarang Gedung Bank Jabar, terjadi insiden perobekan warna biru bendera Belanda, sehingga warnanya tinggal merah dan putih menjadi bendera Indonesia. Perobekan dengan bayonet tersebut dilakukan oleh seorang pemuda Indonesia bernama Mohammad Endang Karmas, dibantu oleh Moeljono. Tanggal 27 Agustus 1945, dibentuk Badan Keamanan Rakyat BKR, disusul oleh terbentuknya Laskar Wanita Indonesia LASWI pada tanggal 12 Oktober 1945. Jumlah anggotanya 300 orang, terdiri dari bagian pasukan tempur, Palang Merah, penyelidikan dan perbekalan. Peristiwa yang memperburuk keadaan terjadi pada tanggal 25 November 1945. Selain menghadapi serangan musuh, rakyat menghadapi banjir besar meluapnya Sungai Cikapundung. Ratusan korban terbawa hanyut dan ribuan penduduk kehilangan tempat tinggal. Keadaan ini dimanfaatkan musuh untuk menyerang rakyat yang tengah menghadapi musibah. Berbagai tekanan dan serangan terus dilakukan oleh pihak Inggris dan Belanda. Tanggal 5 Desember 1945, beberapa pesawat terbang Inggris membom daerah Lengkong Besar. Pada tanggal 21 Desember 1945, pihak Inggris menjatuhkan bom dan rentetan tembakan membabi buta di Cicadas. Korban makin banyak berjatuhan. Bandoeng Laoetan Api Ultimatum agar Tentara Republik Indonesia TRI meninggalkan kota dan rakyat, melahirkan politik “bumihangus”. Rakyat tidak rela Kota Bandung dimanfaatkan oleh musuh. Mereka mengungsi ke arah selatan bersama para pejuang. Keputusan untuk membumihanguskan Bandung diambil melalui musyawarah Majelis Persatuan Perjuangan Priangan MP3 di hadapan semua kekuatan perjuangan, pada tanggal 24 Maret 1946. Kolonel Abdul Haris Nasution selaku Komandan Divisi III, mengumumkan hasil musyawarah tersebut dan memerintahkan rakyat untuk meninggalkan Kota Bandung. Hari itu juga, rombongan besar penduduk Bandung mengalir panjang meninggalkan kota. Bandung sengaja dibakar oleh TRI dan rakyat dengan maksud agar Sekutu tidak dapat menggunakannya lagi. Di sana-sini asap hitam mengepul membubung tinggi di udara. Semua listrik mati. Inggris mulai menyerang sehingga pertempuran sengit terjadi. Pertempuran yang paling seru terjadi di Desa Dayeuhkolot, sebelah selatan Bandung, di mana terdapat pabrik mesiu yang besar milik Sekutu. TRI bermaksud menghancurkan gudang mesiu tersebut. Untuk itu diutuslah pemuda Muhammad Toha dan Ramdan. Kedua pemuda itu berhasil meledakkan gudang tersebut dengan granat tangan. Gudang besar itu meledak dan terbakar, tetapi kedua pemuda itu pun ikut terbakar di dalamnya. Staf pemerintahan kota Bandung pada mulanya akan tetap tinggal di dalam kota, tetapi demi keselamatan maka pada jam itu juga ikut keluar kota. Sejak saat itu, kurang lebih pukul Bandung Selatan telah kosong dari penduduk dan TRI. Tetapi api masih membubung membakar kota. Dan Bandung pun berubah menjadi lautan api. Pembumihangusan Bandung tersebut merupakan tindakan yang tepat, karena kekuatan TRI dan rakyat tidak akan sanggup melawan pihak musuh yang berkekuatan besar. Selanjutnya TRI bersama rakyat melakukan perlawanan secara gerilya dari luar Bandung. Peristiwa ini melahirkan lagu “Halo-Halo Bandung” yang bersemangat membakar daya juang rakyat Indonesia. Bandung Lautan Api kemudian menjadi istilah yang terkenal setelah peristiwa pembakaran itu. Banyak yang bertanya-tanya darimana istilah ini berawal. Almarhum Jenderal Besar Nasution teringat saat melakukan pertemuan di Regentsweg sekarang Jalan Dewi Sartika, setelah kembali dari pertemuannya dengan Sutan Sjahrir di Jakarta, untuk memutuskan tindakan apa yang akan dilakukan terhadap Kota Bandung setelah menerima ultimatum Inggris. Jadi saya kembali dari Jakarta, setelah bicara dengan Sjahrir itu. Memang dalam pembicaraan itu di Regentsweg, di pertemuan itu, berbicaralah semua orang. Nah, disitu timbul pendapat dari Rukana, Komandan Polisi Militer di Bandung. Dia berpendapat, “Mari kita bikin Bandung Selatan menjadi lautan api.” Yang dia sebut lautan api, tetapi sebenarnya lautan air” Nasution, 1 Mei 1997 Istilah Bandung Lautan Api muncul pula di harian Suara Merdeka tanggal 26 Maret 1946. Seorang wartawan muda saat itu, yaitu Atje Bastaman, menyaksikan pemandangan pembakaran Bandung dari bukit Gunung Leutik di sekitar Pameungpeuk, Garut. Dari puncak itu Atje Bastaman melihat Bandung yang memerah dari Cicadas sampai dengan Cimindi. Setelah tiba di Tasikmalaya, Atje Bastaman dengan bersemangat segera menulis berita dan memberi judul Bandoeng Djadi Laoetan Api. Namun karena kurangnya ruang untuk tulisan judulnya, maka judul berita diperpendek menjadi Bandoeng Laoetan Api.
Keputusanuntuk membumihanguskan Bandung diambil melalui musyawarah Madjelis Persatoean Perdjoangan Priangan (MP3) di hadapan semua kekuatan perjuangan pihak Republik Indonesia, pada tanggal 23 Maret 1946. Monumen Bandung Lautan Api Monumen ini setinggi 45 meter, memiliki sisi sebanyak 9 bidang. Monumen ini dibangun untuk memperingati
ï»żPeristiwa Bandung Lautan api adalah peristiwa kebakaran terbesar sesudah kemerdekan yang di lakukan oleh penduduk Bandung yang membakar rumah mereka dan meninggalkan kota menuju pegunungan di daerah Bandung Selatan, dalam waktu tujung jam pada tanggal 23 Maret ini terjadi karena pasukan Inggris yang mulai memasuki kota Bandung, sejak bulan Oktober 1945 ingin menggunakan kota Bandung sebagai markas strategi militer dalam perang kemerdekaan Indonesia. Meskipun harus melanggar hasil perundingan dengan RI, tentara sekutu terus berusaha untuk menguasai kota Bandung. Kesepakatan sekutu, Inggris, dan NICA Nederlands Indie Civil Administration ini menimbulkan perlawanan heroik dari penduduk dan pemuda pejuang di Bandung yang akhirnya memutuskan untuk membumi hanguskan kota BelakangBerikut ini linamasi yang terjadi di belakang Peristiwa Bandung Lautan Api Pasukan Inggris tiba di Bandung, 12 Oktober 1945Pasukan sekutu, Inggris bagian dari Brigade MacDonald dan NICA mendarat di Bandung pada tanggal 12 Oktober 1945. Pada awalanya hubungan pasukan Inggris dengan pemerintah RI sudah tegang. Mereka gencar-gencarnya merebut senjata api yang ada di tangan penduduk, kecuali senjata api milik TKR Sekarang berubah nama menjadi TNI dan itu sekutu juga meminta semua senjata pihak Indonesia yang merupakan hasil pelucutan Jepang diserahkan kepada mereka. Ditambah orang-orang tahanan Belanda di bebaskan dari kampung tawanan dan melakukan tindakan-tindakan yang menganggu keamanan serta NICA dengan bebas melakukan teror kepada masyarakat. Akibat kehadiran sekutu ini terjadilah bentrokan bersenjata antara Inggris dan TKR yang semakin Pertama dari Sekutu, 24 November 1945Malam tanggal 21 November 1945, TKR dan badan-badan perjuangan terus melancarkan serangan terhadap kedudukan-kedudukan Inggris di bagian Bandung Utara, termasuk markas sekutu di Hotel Humnn dan Hotel Preanger juga diserang oleh para TKR dan pejuang Indonesia. Tiga hari kemudian, MacDonal menyampaikan ultinatum atau peringatan pertamanya kepada Gubernur Jawa Barat, agar Bandung Utara dikosongkan oleh penduduk Indonesia, termasuk pasukan bersenjata selambat-lambatnya pada tanggal 29 November para pejuang tidak mengindahkan ultinatum yang diberikan sekutu, hal ini malah menaikkan semangat para pejuang, rakyat dan pemuda yang tergabung dalam TKR dan badan-badan perjuangan lainnya semakin berkobar untuk melawan sekutu. Sejak saat inilah, sering terjadi insiden pertempuran besar dan kecil antara pasukan sekutu dan pejuang yang terus berlangsung di bendungan Sungai Cikapundung, 25 November 1945Malapetaka lain terjadi di Bandung, yaitu dengan jebolnya bendungan Sungai Cikapundung yang terjadi pada malam hari tanggal 25 November 1945. Jebolnya bendungan ini menimbulkan banjir besar dan menelan ratusan korban dan ribuan penduduk yang kehilangan tempat Bandung saat itu dimanfaatkan oleh tentara sekutu dan NICA untuk menyerang rakyat yang sedang tertimba musibah. Akhirnya kota Bandung terbagi enjadi dua bagian, yaitu Bandung Utara dan Bandung Selatan. Tentara sekutu berhasil menduduki daerah Bandung Utara dan Republik Indonesia hanya menduduki Bandung Selatan dengan jalur kereta api sebagai batas wilayah semakin menekanSejak kehadiran sekutu dan NICA di Bandung semakin membawa bahaya, ditambah Bandung Utara sudah berhasil di kuasai. Setiap harinya perang antara pejuang dan sekutu terus terjadi. Pada tanggal 5 Desember 1945 Sekutu melancarkan kembali aksinya dengan membombardir daerah Lengkong tanggal 21 Desember 1945, pihak Inggris kembali menjatuhkan bom dan rentetan tembakan di Cicadas. Masyarakat Bandung yang sudah banyak kehilangan tempat tinggal akibat jebolnya bendungan Sungai Cikapundung, semakin melemah dan tertekan untuk melawan sekutu akibat pemboman kedua, 23 Maret 1934Melihat para pejuang dan TRI TKR saat itu berubah nama menjadi TRI semakin melemah, Sekutu Inggris dan NICA kembali memberikan ultinatum kepada TRI untuk mundur sejauh 11 km dari pusat kota dalam waktu 24 Jam. TRI yang saat itu dipimpin oleh Kolonel Komandan Divisi III menuruti perintah pemerintah RI Pusat melalui Syarifuddin Prawiranegara untuk segera meninggalkan yang diambil TRI mendapatkan kontra dari Markas Besar TRI yang bertempat di Yogyakarta, mereka menginginkan wilayah Bandung tetap dipertahankan dan dijaga meskipun harus mengorbankan nyawa. Akhirnya diambilah keputusan agar rakyat Bandung mundur, dan para TRI serta laskar-laskar perjuang Laskar Rakyat, Barisan Banteng, Barisan Merah, Laskar Wanita, Siliwangi, Pelajar Pejuang tetap bertahan dan berjuang untuk mempertahankan Bandung Selatan. Walaupun pada akhirnya para pejuang juga ikut mengungsi, karena keadaan yang semakin melemah dan tidak memungkinkan untuk melawan untuk Membumi Hanguskan BandungMelihat keadaan yang semakin melemah, mendorong TRI untuk melakukan operasi “Bumi Hangus”. Keputusan untuk meninggalkan Bandung diambil melalui musyawarah Majelis Persatuan Perjuangan Priangan MP3 yang dihadiri oleh semua barisan perjuangan. Tindakan pembumi hangusan, diusulkan oleh Rukana Komandan Polisi Militer di Bandung dan disepakati oleh Kolonel Nasution yang mengistruksikan agar seluruh rakyat segera meninggalkan itu juga rakyat mengungsi dalam jumlah rombongan besar ke berbagai daerah, seperti Soreang, Dayeuh Kolot, Cicalengka, Pangelangan. Mereka semua mengungsi meninggalkan harta benda dan hanya membawa barang seadanya. Rakyat pun mundur dan Bandung siap dikosongkan. Pengosongan yang juga disertai pembakaran kota, rumah-rumah dan gedung-gedung dibakar oleh masyarakat dan para terkait Peristiwa Rengasdengklok Pertempuran Medan AreaKronologisPara pejuang Republik Indonesia yang sangat tidak rela jika kotanya diambil oleh pihak musuh dan sebenarnya keputusan untuk mundur sangat menyakiti hati para pejuang. Akhbar anggota Laskar Pemuda saat itu menyatakan ketidakrelaannya jika Bandung dikuasai sekutu, berkata “Kami waktu itu sudah diajari oleh Jepang tentang politik bumi hangus, dan kami tidakrela kembali di jajah. Jadi ketika kami mundur, semua rumah dibakar oleh pemiliknya”.TRI pun melancarkan serangan terus menerus ke pos-pos tentara sekutu. Malam itu sejalan dengan pengosongan rakyat yang mengungsi, pembakaran pun terjadi dimana-dimana. Bangunan pertama yang dibakar adalah bangunan Indische Restaurant Saat ini lokasinya sekitar Bank BRI Jalan Asia Afrika sekitar pukul tengah-tengah pertempuran hebat para pejuang dan sekutu, munculah sosok pemuda berumur 19 tahun yang bernama Mohammad Toha dan Mohammad Ramdan yang menjalankan misi untuk meledakkan gudang mesiu menggunakan granat tangan, sehingga menjadikan kota Bandung diselimuti oleh api yang berkobar. Persitiwa ini dikenang dengan nama Bandung Lautan Api. Kedua pemuda itu rela mengorbankan nyawa mereka gugur dalam ledakan dahsyat itu, demi menjalankan tugas untuk bangsa dan negara agar tidak kembali di kedua pemuda itupun diikuti oleh seluruh warga Bandung, mereka membakar sendiri rumah-rumah mereka. Bandung yang sudah diledakkan pun benar-benar menjadi lautan api. Iin 75 masih mengenang peristiwa itu, dia ingat saat ayahnya sendiri membakar rumah mereka di Kebon Kalapa bersaksi “Supaya tidak jatuh ke tangan Belanda, Bapak rela bakar rumah. Saya masih kecil waktu itu dan mengungsi ke Bale Endah”. kata IinRibuan warga Bandung lainnya melakukan hal sama. Lebih baik membakar rumah daripada membiarkannya jatuh ke tangan sekutu. Saksi mata yang melihat dari ketinggian melihatnya seperti lautan api karena Bandung terbakar di mana-mana dan asap melambung dari Peristiwa Bandung Lautan ApiDampak dari peristiwa Bandung Lautan api paling besar dialami oleh masyarakat Bandung, harta benda yang mereka miliki hangus terbakar dan berbagai infrastruktur bangunan juga lenyap ditelan api. Sedangkan sekutu bisa dibilang tidak mendapatkan kerugian apapun dibanding yang di alami masyarakat Bandung. Karena sejak awal tujuan sekutu hanya satu, selain menguasai juga menghancurkan bangunan milik sekutu yang di desain cukup kuat, terbukti bertahan ditengah penghancuran oleh TKR dan beberapa bangunan yang cukup rusakpun masih bisa diperbaiki. Dua tahun setelah terjadinya peristiwa heroik itu, tentara Belanda menguasai Bandung pasca dibuatnya Perjanjian Renville pada 17 Januari 1948. Belanda memaksa pemerintah Indonesia untuk mengosongkan daerah Jawa Barat dari seluruh pasukan Republik dengan kegagalan dari Agresi Militer yang dialami oleh pejuang Indonesia, pada 20 Juli – 4 Agustus 1947 dan gencatan senjata pun dilanggar oleh Belanda yang terus menghancurkan basis kekuatan tentara Indonesia. Upaya Belanda terus dilakukan kurang lebih enam bulan lamanya, akibatnya pasukan Indonesia dari divisi Siliwangi akhirnya pindah ke Jawa Tengah sampai dengan Februari yang BerperanMohammad TohaMohmmad Toha adalah seorang komandan dari kelompok milisi pejuang pada era Perang Kemerdekaan Indonesia yang bernama Barisan Rakyat Indonesia BRI yang lahir di Bandung 1927 dari pasangan Suganda dan Nariah. Nama Mohammad Toha dikenal sebagai pahlawan dalam peristiwa bersejarah Bandung Lautan Api tanggal 23 Maret menjadi yatim saat umur dua tahun, kemudian Ibunya menikah dengan pamannya adik Suganda yaitu Suganti. Namun pernikahan itu tidak berlangsung lama, dan Toha kecil diasuk oleh kakeh dan neneknya yaitu Jahiri dan Oneng. Toha memulai pendidikannya di Sekolah Rakyat SR yaitu Volk School saat usia tujuh tahun sampai kelas empat, karena muncul Perang Dunia II mengharuskan pendidikan Toha untuk saat itu, Toha mulai mengenal dunia militer pada masa pemerintahan Jepang melalui organisasi Seinendan, yaitu organisasi buatan Jepang yang didirikan pada 29 April 1423. Selain itu Toha selepas pendidikannya terhenti, Toha menghabiskan masa remajanya di bengkel motor milik pasukan militer Jepang dima ia memperoleh kemampuan berbahasa Indonesia merdeka , pada 17 Agustus 1945 Toha mulai bergabung dan menjabat sebagai Komandan Seksi I Bagian Penggempur di Barisan Benteng Republik Indonesia BBRI, yang juga merupakan gabungan dari badan perjuangan pimpinan paman Toha, Ben Alamsyah di Barisan Rakyat Indonesia BRI dan Barisan Pelopor yang dipimpin oleh Anwar Sutan tanggal 23-24 Maret 1946, warga Bandung melakukan pembumi hangusan wilayah Bantuk sebagai bentuk perlawanan dari ultinatum yang dikeluarakan sekutu untuk meninggalkan Bandung. Peristiwa bersejarah yang dikenal dengan Bandung Lautan Api ini dilakukan setelah penyelenggaraan Musyawarah Persatuan Perjuangan Priangan MP3 atas perintah dari Komandan divisi III Kolonel peristiwa inilah Mohammad Toha beserta Mohammad Ramdan diyakini gugur ketika meledakkan gudang mesiu terbesar di Dayeuh Kolot dengan dinamit dan garnat tangan. Atas gugurnya Toha dalam menjalankan misinya, Toha pun diangkat menjadi tokoh pahlawan nasional dan kini namanya menjadi nama jalan terpanjang di Bandung terkait Sejarah Kerajaan Majapahit Sejarah Kerajaan Kutai 2. Kolonel Nasution, lahir di Sumatera Utara, 3 Desember 1918 adalah salah satu tokoh utama yang mencetuskan ide untuk melawan tentara sekutu dengan membumi hanguskan Bandung, selain itu ia juga tokoh yang menjadi target dalam Peristiwa G30S/PKI 1965 . Menurut Nasutiion pembumi hangusan adalah salah satu teknik gerilya, karena keadaan sudah semakin genting ketika pasukan sekutu sudah berhasil menduduki wilayah Bandung yang saat itu menjabat sebagai Panglima Divisi I Siliwangi memberikan perintah agar semua rakyat keluar dari Bandung sebelum pukul dan para tentara ia perintahkan untuk bumi hangus semua bangunan yang ada di Bandung, akibatnya pasukan sekutu tidak bisa memanfaatkan infrastruktur Bandung sebagai markas mereka. Tindakan Nasution mendapatkan pertidaksetujuan dari divisi TRI Yogyakarta, mereka menganggap Nasution tidak mau mempertahankan beralasan tidak ingin mengorbankan 4 divisi yang ia miliki, mengingat tekanan dari sekutu semakin merajalela.“Kalau musuh akan menduduki Bandung, mereka akan menerima puing-puing bekas pembumi hangusan dan empat batalyon saya akan tetap utuh dan tiap malam masih bisa melakukan gerilya di dalam kota” . kata Nasution di buku Sekitar Perang Kemerdekaan Panglima Besar Jenderal Sudirman juga ikut mendukung usulan Nasution dan menandatangani Perintah Siasat yang isinya dalah tindakan bumi hangus.“Untuk menghadapi serangan Belanda, kita perlu membuat kantung-kantung gerilya dan menjalankan siasat bumi hangus”. Tutur Nasution di buku Jenderal Tanpa Pasukan Politisi Tanpa PartaiNasution yang juga merupakan wakil Jenderal Sudirman, langsung memerintahkan psukannya untuk melakukan persiapan bumi hangus instruksikan panglima-panglima divisi I, II, II dan IV untuk mengadakan latihan umum menyelubungi persiapan bumi hangus dan basis gerilya yang telah diprogramkan. NasutionPerang gerilya dengan teknik bumi hangus pun begitu terkenal. Ketika Presiden Sukarno melakukan perjalanan ke Burma, tahun 1950 teknik itu dinyatakan langsung oleh petinggi Burma kepada Sukarno. Secara berkelakar Sukarno langsung menunjuk Nasution yang saat itu sedang mendampinginya dan berkata ke hadapan hadirin yang hadir “Dia yang melakukan bumi hangus”. Mengenang Peristiwa Bandung Lautan ApiAtas peristiwa bersejarah setelah proklamasi tersebut, diperingatilah 23 Maret sebagai Hari Peringatan Bandung Lautan Api, dan dibangun tugu Bandung Lautan Api di Tegalega. Serta aksi yang dilakukan oleh Mohammad Toha dan Mohammad Ridwan, difilmkan dengan judul “Toha Pahlawan Bandung Selatan” dan nama Mohammad Ramdan dan Mohammad Toha diabadikan menjadi sebuah nama jalan di pusat kota Bandung Lautan ApiMonumen Bandung Lautan api adalah monumen yang menjadi markah tanah Bandung, setinggi 45 meter dan memiliki sisi sebanyak 9 bidang. Monumen ini berada di tengah-tengah kota di kawangan Lapangan Tegallega dan selalu menjadi pusat perhatian setiap tanggal 23 Toha, Pahlawan Bandung SelatanToha, Pahlawan Bandung Selatan adalah film Indonesia yang diproduksi pada tahun 1961 dengan disutradarai oleh Usmar Ismail. Kisah kepahlawanan Mohammad Toha yang berhasil meledakkan gudang mesiu milik Belanda hingga membuat pertahanan Belanda lumpuh. Film ini diawali dengan penggambaran situasi masyarakat Bandung saat peralihan dari jajahan Jepang ke Belanda yang di dukung Inggris, sementara Indonesia sudah menyatakan kemerdekannya. Selain itu, muncul juga tokoh Toha yang melihat ketikadilan dan penindasan, yang membuat Toha berani mengorbankan dirinya untuk tanah Moh. Toha adalah salah satu jalan terpanjang di kota Bandung, yang membelah kota mulai dari persimpangan empat Jalan Bolonggede – Jalan Pungkur – Jalan Moh Toha hingga ke Jalan Raya Dayeuhkolot. Jalan ini juga menyambungkan Kota Bandung dan Kabupaten ini melewati jalan-jalan terpenting di kota Bandung, seperti Jalan Ibu Inggit Garnasih dulu Jalan Ciateul, kawasan Tegallega dan memotong Jalan Soekarno Hatta yang cukup panjang di Bandung. Ketika belum ada Jalan Soekarno Hatta By pass, Jalan Moh Toha mulai dari Tegallega sampai kawasan industri, sering disebut dengan Jalan jalan masih jarang rumah, hanya ada kolam dan sawah di sepanjang kawasan itu yang saat ini mulai berubah setelah ada Jalan Soekarno Hatta dan pintu tol Purbaleunyi. Kawasan ini menjadi kawasan berikat, setelah memasuki Kabupaten Bandung dan Perbatasan Kota yang berada di jembatan tol jalan kawasan Dayeuh Kolot juga terdapat tempat bekas gedung mesiua sekutu yang dibom oleh Moh Toha dan rekannya Moh Ramdan yang gugur dalam pengeboman tersebut. Untung mengenangnya, berdiri juga monumen Moh Toha pada tahun 1990 yang sudah direnovasi pemerintah setempat. Monumen ini berdiri diantara tepi kolam, disampingnya ada plakat yang berisi daftar prajurit yang telah gugur saat peristiwa Bandung Lautan Api dan diseberang kolam belakang terdapat ini berdiri kokoh berupa api yang menyala yang sedang didadki oleh orang berseragam tentara, dan diatasnya berdiri seorang prajurit sambil memegang bom. Selain nama jalan untuk mengenang Moh Toha, ada juga sekolah yang di dirikan bernama SD Moh Toha yang dekat ITC Kebon Kalapa. Kodam III Siliwangi juga mengabadikan nama Mohammad Toha sebagai nama sebuah gedung di Kologdam di Jalan untuk Mengenang PeristiwaSelang beberapa tahun kemudian, lagu “Halo-Halo Bandung” ditulis untuk mengenang peristiwa Bandung Lautan Api. Lirik lagu ini melambangkan keadaan emosi rakyat Bandung saat itu, seiring janji akan kembali ke kota tercinta mereka yang telah menjadi lautan Bandung Ibukota periangan Halo-halo Bandung Kota kenang-kenanganSudah lama beta Tidak berjumpa dengan kau Sekarang telah menjadi lautan api Mari bung rebut kembaliAsal Istilah Bandung Lautan Api Istilah dari Bandung Lautan Api terkenal setelah peristiwa pembumi hangsuan tersebut. Kolonel Nasution dalam pertemuannya di Regentsweg Sekarang Jalan Dewi Sartika kembali dari pertemuan dengan Sutan Sjahrir yang juga terlibat dalam Peristiwa Rengasdengklok di Jakarta, memutuskan strategi yang dilakukan untuk wilayah Bandung setelah menerima ultinatum kedua dari saya kembali dari Jakarta, setelah bicara dengan Sjahrir. Dalam pembicaraan itu di Regentsweg, berbicalah semua orang. Nah, disitu timbul pendapat dari Rukana Komandan Polisi Militer di Bandung, “Mari kita bikin Bandung Selatan menjadi lautan api”. Yang dia sebut lautan api, tetepi sebenarnya lautan air” – kata NasutionIstilah Bandung Lautan Api muncul di harian Suara Merdeka, pada tanggal 26 Maret 1946. Seorang wartawan muda, Atje Bastaman bersaksi telah menyaksikan pemandangan pembakaran Bandung dari bukit Gunung Leutik di sekitar Pameungpeuk, Garuk. Dari puncak bukit itu, Atje Bastaman melihat Bandung yang memerah dari Cicadas sampai dengan tiba di Tasikmalaya, Atje Bastama dengan semangat segera menulis berita terbaru dan memberikan judul “Bandoeng Djadi Laoetan Api”. Namun karena kurangnya kapasitas ruang untuk tulisan judulnya, maka judul beritapun ia perpendek menjadi “Bandoeng Laoetan Api”.[accordion] [toggle title=”Artikel Terkait”]Agresi Militer Belanda 2Perundingan Hooge ValuweMasa Penjajahan Belanda di IndonesiaPerang KamangSejarah PaskibrakaSejarah Sumpah Pemuda[/toggle] [toggle title=”Artikel Lainnya”][one_third]Biografi SoepratmanPertempuran Medan AreaSejarah Pembela Tanah AirSejarah Great Wall ChinaSejarah 12 Kerajaan Islam Di IndonesiaSejarah Great Wall ChinaSejarah PETASejarah Benua AmerikaSejarah Berdirinya Budi UtomoSejarah PKISejarah Lagu Indonesia RayaSejarah Burung GarudaSejarah Bahasa IndonesiaSejarah Patung PancoranSejarah Televisi di IndonesiaSejarah Jembatan AmperaPahlawan Nasional WanitaSejarah Kerajaan MajapahitSejarah 12 Kerajaan Islam Di IndonesiaSejarah Perjanjian TordesillasSejarah Kota Tua JakartaSejarah Brunei DarussalamSejarah Bank Indonesia[/one_third] [one_third]Sejarah Islam di IndonesiaSejarah Danau TobaSejarah GitarSejarah Alat Musik AngklungSejarah Sepak BolaSejarah Danau SingkarakSejarah MinangkabauSejarah Kerajaan Kutai KartanegaraSejarah Runtuhnya Bani UmmayahSejarah Situs Ratu BokoSejarah Partai Nasional IndonesiaSejarah Lahirnya TNISejarah Indische PartijArti Tut Wuri HandayaniSejarah Candi Gedong SongoCandi Peninggalan Agama HinduCandi Peninggalan BudhaPerkembangan Nasionalisme IndonesiaSejarah PETASejarah Benua Amerika[/one_third][one_third_last]Sejarah KonstantinopelSejarah RusiaSejarah Kerajaan TarumanegaraSejarah Kerajaan SriwijayaPeristiwa G30S/PKISejarah NaziSejarah Pembentukan PPKISejarah GoogleSejarah MPRSejarah JakartaPerang Gerilya IndonesiaPerjuangan Pembebasan Irian BaratAsal Usul NusantaraSejarah Pengembalian Irian BaratSejarah Runtuhnya Uni SovietPenyebab Terjadinya Pertempuran AmbarawaSejarah Timor TimurSejarah Perumusan UUD 1945[/one_third_last][/toggle] [/accordion] IstilahBandung Lautan Api muncul di harian Suara Merdeka tanggal 26 Maret 1946. Seorang wartawan muda saat itu, yaitu Atje Bastaman, menyaksikan pemandangan pembakaran Bandung dari bukit Gunung Leutik di sekitar Pameungpeuk,Garut.Dari puncak itu Atje Bastaman melihat Bandung yang memerah dari Cicadas sampai dengan Cimindi.
Hai guys! Kalo ada yang butuh drama buat 7 orang ini bisa ko. Baca dulu aja ya, barangkali tertarik. Lumayan kan bisa bantu kalian dikit-dikit hehe. Ini udah di jadi per-adegan, setiap adegan pendek ko jadi santai aja..... Adegan 1 17 Oktober 1945, para sekutu mendarat di kota Bandung. Dibaginya kota Bandung menjadi 2, yaitu Bandung Utara yang dikuasai oleh Sekutu dan Bandung Selatan yang dikuasai oleh Indonesia. Dan pada tanggal 21 November 1945, Sekutu mengeluarkan ultimatumnya. Sekutu ”Pengumuman! Kami akan mengeluarkan ultimatum yang berisikan bahwa kota Bandung bagian utara harus dikosongkan oleh TRI sekarang juga.” TRIsemua ”Apa maksud dari itu!”wajah kesal Karena itulah terjadi insiden pihak Indonesia dan Sekutu karena pihak Indonesia tidak terima dengan adanya ultimatum tersebut. Adegan 2 Dan pada 23 Maret 1946, pukul mungkin atau bahkan menuju magrib suasana di kota Bandung tampak menjadi mencekam karena Sekutu mengulangi ultimatumnya. Sekutu ”Pengumuman! Ultimatum dikeluarkan kembali bahwa kota Bandung bagian utara harus dikosongkan oleh semua TRI sekarang juga untuk menjaga keamanan!” TRI semakin tidak terima dengan ultimatum itu. Mendengar berita itu, Markas Djakarta dan Markas Yogyakarta menginstruksikan ke kota Bandung. Markas Djakarta ”Kota Bandung dapat dikosongkan sekarang juga.” ”Baiklah!” Markas Yogyakarta ”Kota Bandung tidak dapat dikosongkan sekarang.” ”Baiklah!” Adegan 3 Tetapi TRI semakin tidak terima dengan ultimatum tersebut. TRI pun tidak rela kota Bandung dimanfaatkan oleh Sekutu. Mereka akhirnya mengungsi ke Bandung Selatan. TRI 1 ”Baiklah karena demi kebaikan mungkin kita lebih baik mengungsi ke Bandung bagian selatan bersama para pejuang.” TRI 2 ”Iya, demi keselamatan kita lebih baik kita mengungsi ke Bandung bagian selatan.” TRI 3 ”Iya, benar.” Adegan 4 Akhirnya TRI mengungsi. Adanya keputusan untuk membumihanguskan Bandung diambil melalui musyawarah Majelis Persatuan Perjuangan PrianganMP3. Akhirnya Kolonel Abdul Haris Nasution selaku komandan Divisi III, mengumumkan hasil musyawarah tersebut. ”Hasil dari musyawarah kita semua demi keselamatan dan kebaikan kita, kita akan meninggalkan kota Bandung tetapi agar tidak dimanfaatkan kembali oleh Sekutu kita harus membumihanguskan Bandung.” TRIsemua ”Siap Kolonel!” ”Merdeka!” TRIsemua ”Merdeka!” Adegan 5 Dan hari itu juga, rombongan besar penduduk Bandung mengalir panjang meninggalkan kota Bandung. Tetapi sebelum meninggalkan kota Bandung para TRI dengan sengaja membakar kota Bandung dengan sesuai hasil MP3. ”Ayo kita bakar semua sisi kota Bandung,agar Sekutu tidak dapat menggunakan kota Bandung ini! Merdeka!” TRIsemua ”Merdeka!” ”Berpencar! Kita bagi beberapa kelompok! Kalian kesana dan saya kesitu! Bakar setiap sisi yang kalian lewati” TRIsemua ”Siap kolonel!” Semua TRI membakar setiap sisi kota Bandung Adegan 6 Disana-sini, asap membumbung tinggi di udara dan semua listrik mati. Akhirnya sekutu menyerang sehingga terjadi pertempuran. Sekutu I ”Serang Bandung Selatan! Berpencar sekarang!” Sekutu II ”Siap!” Sekutu III ”Saya ke arah sana,kamu ke arah situ,dan kamu ke arah sana” Adegan 7 Pertempuran yang paling seru terjadi di Desa Dayeuhkolot, Bandung Selatan terdapat pabrik mesin yang besar dimiliki Sekutu. Karena TRI bermaksud menghancurkan gedung itu, maka diutuslah pemuda dan Ramdan. ” dan Ramdan, bertugas membakar dan meledakkan gudang pabrik mesin Sekutu! Sekarang kalian ke sana!” Moh. Toha&Ramdan ”Siap Kolonel!” Moh. Toha&Ramdan ”Serang!” Adegan 8 Moh. Toha dan Ramdan menuju ke arah gedung pabrik mesin yang dituju. Moh. Toha ”Kamu menjaga sana dan saya disini untuk dapat menyelinap”sambil menunjuk arah Ramdan ”Oke!”mengacungkan jempol Akhirnya Moh. Toha dan Ramdan dapat menyelinap gudang pabrik mesin Sekutu itu. Moh. Toha ”Keadaan sudah aman!” Ramdan ”Keadaan saya lihat juga sudah aman!” Moh. Toha ”Iya! Kita lemparkan granat sekarang!” Ramdan ”Serang!!!!!!!” Adegan 9 Dengan granat tangan kedua pemuda itu berhasil membakar dan meledakkan gudang tersebut. Beberapa detik kemudian suara dari granat itupun terdengar keras. Tetapi kedua pemuda itu pun ikut terbakar didalamnya. Moh. Toha&Ramdan ”aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!!!”terpental karena terkena bom Adegan 10 Karena keadaan sudah aman dari sekutu. Akhirnya warga akan mulanya tetap tinggal didalam kota tetapi pindahnya demi kebaikan dan keselamatan pada pukul itu juga pindahnya warga keluar kota. ”Kota sudah aman dari Sekutu, sebaiknya kita segera meninggalkan kota Bandung demi keselamatan karena api masih membubung tinggi.” TRIsemua ”Baiklah kolonel.” Saat kurang lebih pukul Bandung Selatan telah kosong dari penduduk dan TRI, tetapi api masih membubung membakar kota. Dan Bandung pun berubah menjadi Lautan Api. Adegan 11 Selanjutnya TRI bersama rakyat melakukan perlawanan secara gerilya di kota Bandung. Peristiwa itu melahirkan lagi “HALO-HALO BANDUNG” yang membakar daya juang Rakyat Indonesia.
Istilah'Bandung Lautan Api' muncul di harian Suara Merdeka tertanggal 26 Maret 1946. Seorang wartawan muda saat itu, yakni Atje Bastaman menyaksikan pemandangan Bandung yang terbakar dari bukit Gunung Leutik, Garut dan menuliskan berita tersebut dengan judul "Bandoeng Djadi Laoetan Api". Tugu Bandung Lautan Api, berada di Lapangan Tegallega di
Pourtélécharger le mp3 de Latar Belakang Pertempuran Bandung Lautan Api, il suffit de suivre Latar Belakang Pertempuran Bandung Lautan Api mp3 If youre planning to download MP3 tracks for free, there are a number of things that to be aware of. In the first place, be sure that the downloader isnt cost-free, and is compatible with the system youre using. This way, you can save the files
.
  • hwcx3w4vs5.pages.dev/308
  • hwcx3w4vs5.pages.dev/267
  • hwcx3w4vs5.pages.dev/459
  • hwcx3w4vs5.pages.dev/276
  • hwcx3w4vs5.pages.dev/226
  • hwcx3w4vs5.pages.dev/280
  • hwcx3w4vs5.pages.dev/34
  • hwcx3w4vs5.pages.dev/611
  • hwcx3w4vs5.pages.dev/801
  • hwcx3w4vs5.pages.dev/904
  • hwcx3w4vs5.pages.dev/160
  • hwcx3w4vs5.pages.dev/758
  • hwcx3w4vs5.pages.dev/694
  • hwcx3w4vs5.pages.dev/17
  • hwcx3w4vs5.pages.dev/907
  • bandung lautan api mp3